Pustaka

Sahabat Perspektif Imam Syafi'i

Senin, 14 Maret 2016 | 08:25 WIB

Mencari sahabat sejati tidaklah mudah. Butuh ketelitian dalam menentukan persahabatan. Akan tatapi, tentu kita akan bertanya, bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri seorang itu pantas untuk dijadikan sahabat? Orang yang seperti apakah yang pantas kita jauhi untuk dijadikan sahabat? Buku ini akan menjawab semua pertanyaan itu.

Imam Syafi'i yang merupakan salah satu pendiri madzhab terbesar di dunia ini, telah menjawab semua itu beberapa abad yang lalu.

Imam Syafi'i berkata "Carilah sahabat yang setia dalam duka. Bukan dalam suka, karena hidupmu senantiasa berputar antara suka dan duka." (hlm. 41) Itu adalah nasehat pertama Imam Syafi'i tentang sahabat.

Secara logika, jika seseorang mendekati, menyayangi, mempedulikan kita saat senang saja, maka hal itu tidak lebih dari sekedar keegoisan belaka. Mereka hanya mau enaknya.

Lebih jauh, apabila kita tidak menemukan seseorang yang demikian, maka Imam Syafi'i mengungkapkan "Bila engkau tidak menemukan sahabat yang takwa, jauh lebih baik kamu hidup menyendiri daripada harus bergaul dengan orang-orang jahat." (Hlm. 43)

Pernyataan Imam Syafi'i di atas sudah sangat jelas mengenai persahabatan yang tidak layak bagi kita. Ada sebuah ungkapan yang pesan moralnya kira-kira begini "Jika kau bersahabat dengan seorang pandai besi, maka engkau juga akan merasakan panasnya. Sedangkan, jika engkau bersahabat dengan penjual minyak wangi, maka engkau juga akan merasakan harusnya." Maksud perkataan Imam Syafi'i tidaklah jauh berbeda dengan ungkapan tersebut, karena apabila kita bersahabat dengan orang yang tidak bertakwa, lemah iman, maka kemungkinan besar kita juga akan tergelanyut dalam kehidupan sahabat kita yang tidak bertakwa itu.

Terdapat ungkapan lain Imam Syafi'i yang akan lebih menguatkan ungkapnya yang lain yaitu "Tidak baik bersahabat dengan penghianat. Sebab, Ia akan mencampakkan cinta setelah dicintai. Ia akan memungkiri jalinan cinta yang telah terbentuk dan akan menampakkan hal-hal yang menjadi rahasiamu." (hlm. 44)

Memang benar apa yang dikatakan Imam Syafi'i. Seorang pengkhianat hanya akan membuka rahasia kita yang tak seharusnya dibeberkan kepada orang lain. Apa jadinya jika sebuah rahasia kita dibuka kepada orang lain oleh orang yang kita anggap sebagai sahabat yang ternyatanya hanya seorang pengkhianat.

Tidak hanya sekedar memerintah dan melarang, Imam Syafi'i juga memberikan sebuah jalan keluar bagi kita melalui ungkapannya yang lain yaitu "Apabila engkau menginginkan kemuliaan, maka carilah sahabat dari orang-orang yang takut kepada Allah Swt."

Buku ini sangat bagus dibaca oleh semua kalangan karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Sedikit cacatan kecil kepada editor untuk lebih hati-hati dalam mengedit naskah karena dalam buku ini terdapat kata yang jauh dari kalimat sesungguhnya, seharusnya "ramah" menjadi "rumah."

Data buku

Judul: Sahabatmu Kekuatan Jiwamu
Penulis: Rizem Aizid
Penerbit: Diva Press
Cetakan: I, Desember 2015
Tebal: 216 Halaman
ISBN: 978-602-391-031-1
Peresensi: Moh. Tamimi, mahasiswa Instika Sumenep dan aktif di organisasi sosial "Rumah Kita"