Warta

Dilepas Dubes Inggris, Rombongan Pesantren NU Menuju UK

Jumat, 11 November 2005 | 11:12 WIB

Jakarta, NU Online
Perjalanan rombongan dari 18 pesantren NU yang akan mengikuti Education Manajement Training Program di Inggris atau United Kingdom dilepas oleh Duta Besar Inggris Charles Humphrey CMG di rumah dinasnya Jl. Teuku Umar 72-74 Jakarta Pusat, Jum,at (11/11).

PBNU bekerjasama dengan British Council Indonesia melakukan upaya untuk perbaikan manajemen pendidikan pesantren dan sekolah di lingkungan NU. Mereka akan melakukan pelatihan dan kunjungan ke sekolah-sekolah di Inggris selama satu bulan mulai 11 November – 14 Desember 2005.

<>

Program ini akan melibatkan 50 peserta dari berbagai pesantren NU di seluruh Indonesia yang akan berlangsung selama beberapa tahun. Saat ini sudah terdapat 20 alumni pelatihan. Mereka juga telah berusaha menerapkan apa yang mereka peroleh selama pelatihan di lembaga pendidikannya masing-masing dan menyebarkan ilmu yang mereka miliki dengan mengundang pesantren disekitaranya untuk mengikuti workshop.

Sebenarnya rombongan ini berjumlah 20 orang, akan tetapi 2 orang mengundurkan diri karena sakit. Program kali ini juga mengalami penambahan materi dengan diperkenalkannya program montage atau school sister yang memungkinkan pesantren di Indonesia bekerjasama dengan sekolah di Inggris.

Hadir dalam acara tersebut Dubes Inggris untuk Indonesia Charles Humphrey CMG, Direktur British Council Indonesia Mike Hardy, Ketua PBNU HM Rozy Munir, Sekjen PBNU Endang Turmudi serta sejumlah pejabat dari kedutaan Inggris.

Mereka yang berangkat dan dipimpin oleh wakil Katib Syuriyah PBNU KH Masrur Ainun Najih adalah Tgk Muhammad Hatta (PP Ummul Ayman Sibreuh-NAD), Bahruddin (PP-Qaryah Thayibah-Salatiga), Zahrul Azhar Asumta (PP-Darul Ulum-Jombang), Fahrur Razi (PP-Miftahul Huda-Kroya Cilacap), Ahmad Munif Syafa'at (PP.Darussalam_Karangdoro, Jatim), Beny Sya'af (ICIS/Yayasan Dahlan AS-Syafi'e-Mojokerto), Diny Suhardiany (Lakpesdam), Mahfudzah (PP-Albadar, Pare-Pare, Sulsel),Hilman Wajdi (PP-Al-Hilam, Malang), Miftah Sarif (PP-Dar El Hikam Pekanbaru), Warsidah (PP-Alfalah Puteri Banjarbaru, Kalsel), Omon Abrurahman (PP Darul Iksan, Pandeglang Banten), Yayat Ruchyati (Fatayat NU), H. Faturahim (PP-Manba'ul Ulum, Bali), Moh. Mustofa (PP-Kempek, Cirebon), dr. Wan Nendra (PP-Assomadiyah, Madura), dan Saiful Anwar (PP-As-Saadiyah, Kaltim)

Tak Ada Hubungan Islam dan Terorisme

Humfrey dalam tanya jawab dengan peserta mengungkapkan bahwa Pemerintah Inggris tidak mengidentikkan Islam dengan terorisme. Dikatakannya bahwa Inggris juga pernah mengalami periode kekerasan yang mengakibatkan terbunuhnya pejabat-pejabat pemerintah.

Kelompok paramiliter IRA di Irlandia Utara yang secara nyata didukung oleh para pendeta Katolik dan melakukan berbagai macam kekerasan bersenjata sebelum akhirnya melakukan pelucutan senjata juga sama sekali tidak dianggap sebagai gerakan agama oleh pemerintah Inggris.

Sebelumnya Humfrey sudah pernah melakukan kunjungan ke Pesantren Sidogiri di Pasuruan pada Sabtu 26 Mei 2005 lalu untuk lebih mengenal institusi pendidikan Islam khas Indonesia ini.(mkf)