Warta

Gus Sholah : Bangsa Kita Mirip "Odol"

Ahad, 30 Oktober 2005 | 15:07 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan Ketua PBNU, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) mengatakan, arah pembangunan bagsa Indonesia di usianya yang ke-60 tahun masih belum jelas, sehingga berbagai persoalan masih melanda bangas ini, diantaranya kemiskinan dan pengangguran yang semakin meningkat.

“Mau dibawa ke mana bangsa ini? Semua itu belum jelas,” kata Gus Sholah saat menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema "77 Tahun Refleksi Sumpah Pemuda" yang diselenggarakan oleh Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia (FKPI) di gedung GMKI, Jl. Salemba Raya Jakarta Pusat Sabtu.

<>

Menurut adik kandung Gus Dur ini, bangsa Indonesia sedang tersandera oleh hutang luar negeri yang masih menumpuk. Selain itu, bangsa yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ini juga sedang tersandera oleh dirinya sendiri, karena banyaknya prilaku menyimpang yang dilakukan oleh elit bangsa.

"Benar, kita ini sedang tersandra. Bisa tersandera oleh hutang luar negeri dan juga tersandera oleh prilaku bangsa ini sendiri," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Sholah juga mengatakan, bangsa Indonesia selama ini sebenarnya belum pernah serius melakukan reformasi, terutama di bidang ekonomi dan birokrasi. Belum adanya reformasi ekonomi membuat bangsa ini bertambah miskin."Kita ini belum melakukan reformasi birokrasi dan ekonomi," kata alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Lantas, bagaimana dengan Reformasi TNI ? menurutnya, reformasi di tubuh TNI sebenarnya telah dilakukan, tapi kini ada upaya untuk mengagalkan reformasi di TNI tersebut."TNI sudah tapi ada upaya dikembalikan lagi," jelasnya.

Dikatakanya, bangsa Indonesia selama ini tidak serius dalam melakukan perubahan. Terlibatnya hampir semua institusi hukum dalam kasus skandal suap dan makin derasnya tuntutan merdeka di sejumlah daerah adalah bukti bahwa bangsa ini sedang mengahadapi masalah besar.

Karena itu, lanjut Gus Sholah, Untuk melakukan sebuah perubahan besar di negeri ini, terutama dalam bidang ekonomi dibutuhkan tekanan atau dorongan yang kuat. "bangsa kita ini seperti “odol”, kalau tidak dipencet gak keluar," ungkapnya.(amh)