Warta

Isra’ Mi'raj sebagai Wisata Ruhani

Sabtu, 11 Agustus 2007 | 08:36 WIB

Islamabad, NU Online
Sebuah peristiwa monumental direkam dengan apik dalam kisah Isra' Mi'raj yang merupakan sebuah kisah perjalanan wisata ruh dan jasad Nabi dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa hingga naik ke langit Sidratul Muntaha yang ditempuh hanya dalam satu malam saja. Peristiwa tersebut sengaja diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 1, agar selalu ingat akan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.  

Warga Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Pakistan tidak ingin kisah bersejarah tersebut terlewat begitu saja dari benak umat Islam tanpa ada aksi spiritual apapun. Oleh karena itu, Lembaga Da'wah NU (LDNU) Pakistan yang bertugas mengemban da'wah Islamiyah menggelar peringatan Isra' Mi'raj 1428 H guna menyegarkan kembali tali silaturrahmi dan rasa keimanan umat Islam dengan Allah SWT serta mengambil pelajaran penting dari kisah tersebut.

<>

Peringatan Isra’ Mir'aj tersebut, seperti dilaporkan kontributor NU Online di Islamabad M Afifuddin Muchit, diadakan di sekretariat NU Pakistan Islamabad, Jum’at (108) kemarin, dihadiri tidak kurang dari empat puluh orang yang datang dari berbagai elemen dan ormas Indonesia di Islamabad. Acara tersebut berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan namun sesekali selingan humor juga menghiasi bibir para hadirin. 

Dalam suasana sore hari nan sejuk tersebut, Ustad Andri Gunawan yang didaulat mengisi ceramah Isra’ Miraj mengatakan, Isra' Mi'raj pada dasarnya hanya mengingatkan dan menegaskan kembali akan tanda-tanda kekuasaan Allah kepada manusia. Dari kekuasaan-Nya yang tidak terbatas tersebut, Allah sanggup memperjalankan hambaNya dalam jarak tempuh beribu-ribu mil dalam waktu hanya semalam saja.

Selain dari pada itu, kisah Isra' Mi'raj ini bisa juga dikatakan sebagai perjalanan wisata Nabi Muhammad ke tempat-tempat bersejarah yang dibarengi dengan kejadian-kejadian aneh dan menakjubkan. Di perjalanan Isra' dan Mi'raj tersebut, Nabi juga dipertemukan dengan sosok-sosok terhormat yang pernah menghiasi tinta lembar sejarah Islam, seperti Nabi Adam, as, Ibrahim as, Yusuf as, Musa as, Isa as dan lain-lain, bahkan didaulat untuk mengimami mereka dalam sebuah sholat berjamaah.

Nabi Muhammad SAW yang saat itu diterpa cobaan berat karena ditinggal pergi secara beruntun oleh istri dan pamanya tercinta yang kemudian disebut sebagai amul huzi (tahun kesedian) hampir putus asa dalam da'wah kerasulan beliau di tengah umatnya. Karena beliau berdua ini dikenal orang yang paling gigih membela perjuangan Nabi dari ancaman dan cobaan dari kaumnya.

”Melihat kondisi mental Baginda Nabi Muhammad yang terlihat menurun tersebut, Allah mengutus malaikat Jibril bersama ’Buraq’ untuk mengajak Nabi Muhammad berwisata dan berhibur ke tempat-tempat bersejarah dan melupakan sejenak kesedihan yang menerpanya. Dan yang paling berkesan selama kisah perjalanan beliau dalam Isra' Mi'raj adalah kisah perjumpaanya secara langsung dengan Dzat penguasa alam semesta, Allah SWT di singgana Arsh-Nya dan menerima amanat sholat untuk kaumnya," kata Ustad Andri Gunawan.(afm)