Jemari Darwito begitu luwes mengayunkan kuas di atas kanvas. Dengan menorehkan cat minyak, ia merangkai huruf-huruf hijaiyah menjadi suatu seni lukisan kaligrafi. Tak ubahnya Darwito, di sudut ruangan terlihat juga beberapa seniman lain rekanannya terlihat sibuk juga menyelesaikan lukisan hiasan kaligrafi.
Ya, seperti tahun-tahun sebelumnya, pada Ramadhan, kaligarfi karyanya mengalami peningkatan penjualan. Bahkan, Ramadhan tahun ini, ia mampu menembus omzet penjualan hingga Rp 150 juta lebih.<>
Bagi Darwito, seni kaligrafi merupakan sejarah panjang perjalanan hidupnya. Sebelumnya, bapak tiga putra ini mengawali karienya sebagai satpam di perusahaan swasta.
Ia juga pernah menjadi guru olahraga (PNS) di seklah dasar. Namun, karena jiwa seninya yang bergolak, ia memutuskan untuk meninggalkan status PNS-nya untuk lebih menekuni usaha seni lukis kaligrafi. Pria yang mempunyai darah seni dari bapaknya, Mulyono ini mampu memadukan keterampilan seni lukisnya dengan seni tulis Al-Quran menjadi sebuah seni kaligrafi yang apik.
Tujuh tahun sudah, Lia's Galery, bengkel kerajinan bernuansa Islami itu, ia rintis. Dari jumlah karyawan yang dulu hanya satu orang, kini ia telah mampu merekrut 22 pengrajin. Pengrajin yang telah dibekali keterampilan dan seni kaligrafi, membuat berbagai inovasi-inovasi seni kaligrafi. Di antaranya produk kaligrafi berbahan kuningan dan fiber.
Kaligrafi kuningan sempat meledak sekitar 3 tahun silam. Kini ia melakukan inovasi ke kaligrafi di media kanvas dan beludru. Kaligrafi ini dibuat dengan teknik penulisan menggunakan golden hot melted ink. Selain kanvas, kaligarfi ini berbahan cat minyak, lem dan dempul.
"Ya, kami sadar di seni kaligrafi memang perlu adanya inovasi-inovasi sehingga seni tidak terlihat monoton. Kami juga menganut aliran bebas. Setiap pengrajin diberikan kebebasan untuk mengekspresikan jiwa seninya. Ini akan membuat kesenian kaligrafi kami beragam," terangnya.
Harga kaligrafi karyanya pun tergolong tidak terlalu mahal. Ia menjual kerajinannya dengan kisaran harga Rp 250 ribu hingga Rp 7,5 juta. Bentuk termurah biasanya berupa kaligrafi tulisan Allah dan Muhammad. Sedang untuk yang termahal biasanya berbahan kuningan dengan bentuk yang besar berupa replika pintu Kakbah.
Bahkan, karena keunggulan dan keunikan kerajinan kaligrafinya, pada Ramadhan ini, ia mendapat pesanan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro. Menteri memesan 50 kerajinan kaligrafi bertuliskan Allah Arrahman Arrahim.
Selain itu, kerajinannya juga telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Setidaknya, setahun ada sekitar 1 kontainer atau 3000 kaligrafi berbagai ukuran ia ekspor ke kedua negara tersebut.
Pemasaran di dalam negeri pun telah tersebar luas. Bahkan, untuk memudahkan pemasaran, ia telah membuka cabang galerinya di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, seperti Semarang, Bandung, Bogor, Makasar, Palembang dan Batam. (sm)
Terpopuler
1
Khatib Tak Baca Shalawat pada Khutbah Kedua, Sahkah?
2
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
3
Masyarakat Adat Jalawastu Brebes, Disebut Sunda Wiwitan dan Baduy-nya Jawa Tengah
4
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
5
Jalankan Arahan Prabowo, Menag akan Hemat Anggaran dengan Minimalisasi Perjalanan Dinas
6
Wacana AI untuk Anak SD, Praktisi IT dan Siber: Lebih Baik Dimulai saat SMP
Terkini
Lihat Semua