Warta Kongres XV Muslimat NU

Ke Batam Hanya Berjualan di Kongres

Jumat, 31 Maret 2006 | 06:55 WIB

Batam, NU Online
Perhelatan Kongres XV dan Harlah Muslimat NU ke-60 ternyata tak hanya melibatkan para pengurus dari Jakarta saja, tetapi juga para pedagang dari seluruh penjuru Indonesia. Mereka khusus datang ke Batam hanya untuk berjualan dalam kongres ini.

"Saya datang dari Pekalongan hanya untuk berdagang baju ini, karena biasanya saya berdagang hanya pas kongres atau event PKB saja," ujar Hj Chusnul Chotimah, pedagang asal Pekalongan, Kamis (30/3).

<>

"Saya membawa kakak dan keponakan saya ke Batam untuk membantu. Kalau malam, mereka tidur di sini (di stan dagangan,red) untuk menjaga dagangan. Nanti setelah kongres usai, kami akan kembali ke Pekalongan," tambah wanita yang juga aktif di organisasi Muslimat NU Pekalongan itu.

Wanita berjilbab ini pun segera menceritakan riwayatnya dulu sebelum ia sukses berjualan baju seperti sekarang. Sebelum tahun 1998, ia berjualan batik, tapi pas tahun 1998, ia mengalami kebangkrutan yang mengakibatkan dirinya sampai tak memiliki uang sepeser pun.

"Dulu uang lima ribu rupiah pun saya tak punya. Dan pas lagi bangkrut, suami saya tergoda perempuan lain dan kami pun bercerai," kenangnya. Dan di saat itulah, ia benar-benar mengalami keterpurukan yang luar biasa. Ia sempat bertanya mengapa Yang Di Atas memberikannya jalan seperti ini. Chusnul pun segera mencari jawaban-Nya melalui dzikir dan istighfar. Setahun kemudian, ia membaca koran dan mengetahui adanya Peresmian Partai Kebangkitan Bangsa yang dimotori Gus Dur. "Entah mengapa saya seakan mendapat bisikan kalau inilah jalan yang ditunjukkan Tuhan untuk saya," jelasnya.

Setelahnya, Chusnul bertemu dengan seorang warga Tionghoa yang juga tinggal di Pekalongan. Meski baru bertemu sekali, orang itu langsung meminjamkan uang kepada Chusnul yang sekarang sudah dikembalikannya. "Dari uang pinjaman itu saya akhirnya mengembangkan usaha berdagang pakaian kembali. Alhamdulilah, setelah dua tahun jualan, saya langsung bisa naik haji. Itu yang saya syukuri sampai sekarang," tutur wanita yang sudah keliling Indonesia hanya untuk berjualan baju ini.

Tapi, tentu saja jalan yang harus ditempuhnya cukup berliku. Saat ia hendak berjualan ke Jakarta, ia ingin mampir Ciganjur dan meminta restu Gus Dur. Saat hendak ditemuinya, tenyata Gus Dur sangat sibuk. Chusnul tetap ingin meminta restu tokoh idolanya itu. Ia sampai rela tidur di masjid beralaskan pakaian dagangannya.

"Orang-orang di Ciganjur semuanya baik, dan tak lama kemudian saya berhasil menemui Gus Dur dan berangkatlah saya ke Jakarta. Alhamdulilah, dagangan saya ludes terjual, dan hanya membawa tiga potong pakaian sisa dagangan saat pulang kembali ke Pekalongan. Sejak itu saya hanya berjualan di event-event PKB," ujar Chusnul.

Selama berkeliling ke semua daerah di Indonesia, hal paling sedih yang pernah dialaminya adalah ketika ia harus mengalami kerugian. "Kan kadang ada kejadian-kejadian mendadak yang sebelumnya tidak saya antisipasi, jadi tiba-tiba biayanya membengkak," jelasnya.

Saat ia hendak berangkat ke Batam kemarin, ia sempat ketinggalan kapal yang hendak menuju Batam. "Saya sudah sampai ke pelabuhan, tapi ternyata kapal sudah berangkat. Akhirnya naik pesawat dan ongkos untuk membayar cargonya jadi dua kali lipat dibandingkan kapal," tambah wanita yang kini sudah bersuami kembali ini.

Setelah kongres ini selesai pada 1 April mendatang, Chusnul yang pergi ke Batam membawa kakak dan keponakannya ini akan segera pulang kembali ke Pekalongan.(tb/rur/ika)

Â