Warta Kongres XV Muslimat NU

Khofifah: Wujudkan Muslimat NU Mandiri

Ahad, 26 Maret 2006 | 11:34 WIB

Jakarta, NU Online
Mewujudkan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang mandiri. Itulah visi dan misi yang diusung oleh Khofifah Indar Parawansa, salah satu kandidat Ketua Umum PP Muslimat NU, pada Kongres XV Muslimat NU yang akan digelar di Batam, Kepulauan Riau, 28 Maret hingga 1 April mendatang.

Khofifah, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat, menginginkan organisasi sayap perempuan NU tersebut menjadi organisasi yang mandiri. Kemandirian yang ia maksud adalah kemadirian dalam bidang pemikiran dan bidang organisasi.

<>

“Saya berharap bisa terwujud Muslimat yang mandiri. Mandiri di bidang pemikiran dan mandiri di bidang organisasi. Mandiri di bidang pemikiran adalah bagaimana kita bisa independen dari 'tarikan' liberal dan 'tarikan' radikal. Kemudian mandiri di bidang organisasi, bagaimana bisa membangun peningkatan kualitas umat dengan melakukan program kemitraan,” jelas Khofifah.

Untuk tujuan tersebut, mantan Menteri Pemberdayaan di era pemerintahan Gus Dur ini sudah menyiapkan rangkaian program kerja jangka panjang, hingga tahun 2025. Program yang ia sebut “Master Plan Muslimat NU” itu terdiri beberapa tahapan yang meliputi “Perempuan Indonesia Sehat” (2011), “Perempuan Indonesia Berkualitas” (2016), “Perempuan Indonesia Sejahtera” (2021).

Nah, tahun 2026 nanti, saat NU berumur 100 tahun, kita berharap bahwa sudah terwujud Muslimat Indonesia yang mandiri,” terang mantan aktivis PMII ini.

Didukung Provinsi Besar

Meski tidak mau tegas soal aliran dukungan kepada dirinya, namun Khofifah menyebutkan ada beberapa pengurus wilayah dari provinsi besar yang sudah memberikan komitmen untuk dirinya.

"Saya tidak akan klaim. Tapi ada beberapa pengurus wilayah dari propinsi besar yang kebetulan mereka sudah memberikan komitmennya untuk saya," terangnya.

Namun demikian, disebutkan sedikitnya beberapa wilayah yang memiliki kecenderungan mengarahkan dukungan kepada dirinya, seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. “Sekali lagi saya tidak mau klaim. Ambillah Sumsel, Sumbar, Sulsel, Kalimantan Selatan atau juga Papua. Coba anda chek pada ketua-ketuanya kecenderungannya ke mana,” ujarnya. (rif)