Warta

Penelitian Simpulkan Konflik di Indonesia Bukan Karena Agama

Ahad, 30 Oktober 2005 | 13:07 WIB

Jakarta, NU Online
Hasil penelitian Departemen Agama  selalu berkesimpulan bahwa kerusuhan dan konflik yang ada di Indonesia selama ini baik di Sulawesi Tengah, Maluku dan tempat lain, disebabkan hal di luar agama.

"Motifnya tidak pernah agama, melainkan perebutan sumber-sumber ekonomi dan politik lokal. Namun oknumnya memindahkan konflik itu menjadi konflik antar agama," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depag Atho’ Mudzhar di Jakarta, Minggu.

<>

Dengan membawa-bawa agama dalam konflik, ujarnya, oknum mengharapkan akan lebih banyak mendapat dukungan dari masyarakat lainnya yang seagama dan mempermudah kemungkinan rekruitmen dari pihak pendukung.

Konflik, diakuinya, lebih rawan terjadi di tempat-tempat yang memiliki unsur perbedaan antar masyarakat yang tinggi, seperti perbedaaan agama, karena itulah konflik sering terjadi di tempat-tempat semacam itu meskipun penyebabnya bukan karena perbedaan agama itu sendiri.

Sebelumnya, Menteri Agama Maftuh Basyuni juga mengatakan konflik berbau agama di sejumlah daerah konflik selama ini sebenarnya bukan konflik yang disebabkan agama tetapi merupakan konflik yang membawa-bawa agama.

"Faktor konflik keagamaan sebenarnya merupakan kepentingan ekonomi, seperti ketimpangan, kepentingan politik atau perbedaan nilai sosial dan budaya," kata Menag.

Merespons kasus yang menewaskan tiga siswi SMA di Poso Sulawesi Tengah, Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan telah mengirim misi ke Poso.

"Pemerintah sangat prihatin jika konflik berlanjut lagi. Pagi ini (Minggu pagi-red) kami kirim misi ke sana untuk mengatasi kemungkinan meluasnya konflik," kata Menag ketika dihubungi di Jakarta, Minggu.

Dia mengimbau masyarakat Sulawesi Tengah agar menahan diri dan menyerahkan penyelesaian masalah tersebut seluruhnya kepada pemerintah.

Misi tersebut terdiri dari sejumlah pejabat yakni Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag, Slamet Riyanto, Sekretaris Ditjen Kristen, Direktur dari Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik, Peneliti dari Litbang Depag yang telah melakukan penelitian di Poso, Dr Hamdar dan Pakar Keagamaan, Dr Nazaruddin Umar yang saat ini merupakan khatib aam PBNU.(ant/mkf)