Warta Kongres XV Muslimat NU

Wapres: Wanita Jangan Hanya Urus Rumah Tangga

Kamis, 30 Maret 2006 | 03:58 WIB

Batam, NU Online
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), secara resmi membuka Kongres XV dan Harlah ke-60 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Sport Hall Temenggung Abdul Jamal, Rabu (29/3). Dalam pidatonya, JK secara khusus menyampaikan rasa terima kasihnya atas semua upaya NU membantu pembangunan bangsa.

"Baik NU maupun Muslimat NU sudah berupaya membantu pemerintah membangun pendidikan, kesehatan dan ekonomi," ujarnya dalam pidatonya. "Sekarang ini jangan wanita hanya mengurusi urusan rumah tangga saja. Mereka juga memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Dan kemakmuran bisa terjadi apabila adanya peranan wanita," tambahnya.

<>

Dalam pidatonya, JK kembali menegaskan mengenai ciri khas NU, yakni sifat gotong-royong. Sifat ini pula yang nantinya diharapkan JK agar Kabinet Indonesia Bersatu bersedia bekerja sama dengan Muslimat NU.

Acara yang diikuti kurang lebih 2.500 anggota Muslimat NU dari seluruh Indonesia ini juga dihadiri Menteri Kehutanan, MS Ka'ban, Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basuni, Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Suryadharma Ali, Gubernur Kepri Ismeth Abdullah, serta jajaran Muspida Kepri lainnya.

Sementara itu, Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi, menegaskan NU akan tetap menempatkan diri sebagai titik temu elemen-elemen bangsa dan tidak akan bergeser dari ukhuwah yang sudah ditetapkan. "Kami juga tak akan membedakan perlakukan terhadap pemeluk agama lain," tegasnya.

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyinggung mengenai kondisi Indonesia yang sedang mengalami masa transisi. "Masyarakatlah yang sekarang mengontrol jalannya pemerintahan, karenanya pemerintah tak bisa berjalan semaunya sendiri sekarang," jelasnya.

Khofifah juga meminta pemerintah membantu adanya regulasi untuk melindungi generasi penerus dengan lahirnya Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi.

Politisi ini juga menegaskan peranan muslimat NU yang bisa menjadi jembatan bagi pemerintah untuk berkomunikasi dengan masyarakat. "Dengan anggota yang hampir mencapai 15 juta orang, Muslimat NU benar-benar bisa memegang peranan penting dalam pembangunan wanita Indonesia secara keseluruhan," tegasnya. (rur/ika/nix)
Â