Indeks Tertinggi Kerukunan Beragama 2019 di Kalimantan Tengah
Jumat, 27 Maret 2020 | 02:30 WIB
Kendi Setiawan
Penulis
Toleransi (tolerance)
Dalam variabel ini, indikator utama meliputi hidup bertetangga dengan penganut agama lain (the others), sikap kepada penganut agama lain yang membangun tempat ibadah di tempat tinggal, sikap terhadap penganut agama lain dalam melakukan perayaan keagamaan, dan berteman dengan anak-anak penganut agama lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tolerasi di lima propinsi tergolong baik.
Dalam variabel ini, indikator utama meliputi semua kelompok harus diberi hak untuk menyiarkan agamanya, pemeluk agama lain sama seperti melakukan pemeluk seagama, dukungan terhadap pemeluk agama lain, semua warga Negara Indonesia berhak menjadi kepala daerah, semua warga Negara Indonesia berhak menjadi Presiden RI, setiap siswa berhak mendapatkan pendidikan agama di sekolah sesuai dengan agamanya, setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan, apa pun agamanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesetaraan umat beragama di lima provinsi berada pada posisi ’setara’. Hal ini terlihat pada hasil perhitungan SPSS yang menyatakan 70,5 persen memilih setuju dalam pernyataan tujuh indikator tersebut, 17.7 persen memilih sangat setuju, 11,7 persen memilih tidak setuju dan 1 persen memilih sangat tidak setuju. Hal ini berarti sebagiaan besar persepsi masyarakat menyatakan setara dalam kehidupan umat beragama.
Kerja sama (teamwork)
Variabel ini memiliki enam indikator utama yang menggambarkan keterlibatan secara aktif dan bergabung dengan liyan serta memberri simpati dan empati kepada kelompok lain dalam dimensi sosial, ekonomi, budaya dan kegamaan. Keenam indikator meliputi berkunjung ke rumah penganut agama lain, berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan yang melibatkan penganut agama lain, membantu teman atau tetangga penganut agama lain yang mengalami kesulitan atau musibah, terlibat usaha yang dikelola bersama teman/sahabat berbeda agama, jual beli (transaksi) dengan tetangga/teman/kerabat/penjual berbeda agama, berpartisipasi dalam komunitas/organisasi profesi yang melibatkan penganut agama lain.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 0.2 persen menyatakan sangat tidak bersedia dengan pernyataan keenam indikator tersebut, 18 persen menyatakan tidak bersedia, 67.7 persen menyatakan bersedia, dan 14.2 persen menyatakan sangat bersedia. Hal ini berarti tingkat kesediaan kerjasama umat beragama di lima propinsi tergolong baik karena 67,7 persen masyarakat bersedia terhadap keenam pernyataan indikator tersebut.
Fact Finding
Dari ketiga variabel tersebut, kerja sama merupakan indikator variabel yang memiliki nilai lebih rendah dibandingkan indikator variabel toleransi dan kesetaraan. Hal ini memiliki implikasi bahwa lemahnya kerja sama umat beragama berpotensi terhadap munculnya konflik umat beragama. Dalam hal ini, kerja sama dapat dimaknai sebagai tindakan yang menggambarkan keterlibatan aktif antarindividu atau kelompok dengan pihak lain pada berbagai dimensi kehidupan, seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan keagamaan.
Di masyarakat terdapat beberapa isu penting yang bisa memengaruhi kerukunan umat beragama di Indonesia. Tetapi, sebagian besar masyarakat di daerah penelitian ini tidak terpengaruh dengan isu-isu yang berkembang saat ini. Hal ini terlihat bahwa persepsi masyarakat tidak berpengaruh terhadap isu penyerangan masjid di New Zeland sebanyak 87,6 persen persepsi masyarakat tidak berpengaruh terhadap isu pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem sebanyak 89,8 persen.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua