Daerah LSN 2017

Hilangkan Penat, Panitia LSN Jatim 1 Pilih Main Gambus dan Menari Zapin

Rabu, 20 September 2017 | 04:04 WIB

Trenggalek, NU Online
Panitia Regional Liga Santri Nusantara Jawa Timur 1 memanfaatkan waktu luang untuk menghilangkan penat. Mereka memilih bermain musik gambus dengan bernyanyi lagu berirama padang pasir dan menari Zapin.

Belakangan, mengayahi kompetisi sepakbola bukan merupakan pekerjaan mudah, apalagi bila pesertanya mencapai 32 tim dan berasal dari 13 kota/kabupaten. Tentu membutuhkan kerja keras dan koordinasi yang baik.

"Untuk menghilangkan penat dan lelah, kita pilih gambusan (bernyanyi musik gambus)," kata Koordinator Regional Habib Mustofa, kepada NU Online, Selasa (19/9) malam.

Gus Toev merasakan bagaimana lelahnya panitia regional dan lokal. Pikiran dan tenaga mereka terkuras untuk menyukseskan gelaran akbar sepakbola santri.

Sejak beberapa hari terakhir ini mereka benar-benar konsen mempersiapkan beberapa kegiatan, mulai acara pembukaan yang dihadiri Menpora H Imam Nahrawi, menyiapkan perangkat pertandingan, dan menyiapkan pertandingan dari babak penyisihan hingga final.

"Semoga dengan bernyanyi gambus ini, para panitia bisa terhibur dan esoknya lebih semangat lagi," imbuhnya.

Ia memilih musik gambus karena musik ini begitu dekat dengan dengan kalangan pesantren. Saat musik gambus mulai digemakan, satu per satu  panitia mencoba tari zapin. Suasana aula kantor PCNU Trenggalek yang menjadi sekretariat panitia pun menjadi riuh ramai. Rasa lelah dan penat pun seketika hilang.

Malam itu mereka bersama-sama menyanyikan beberapa lagu populer gambus dinyanyikan, di antarnya Magadir, Habibi ya Nurul Aini, Bil Khoir, dan Assuban.

"Ternyata musik gambus ini enak didengarkan," ucap Ariz, salah satu panitia.

Seperti diketahui, 32 tim pesantren asal Karesidenan Kediri dan Madiun ikut berpartisipasi dalam kompetisi Liga Santri Nusantara Region Jatim 1 yang digelar di Trenggalek.

Kompetisi saat ini sudah mencapai babak 8 besar. Pelaksanaan kompetisi dinilai lebih baik dari pelaksanaan pada tahun lalu. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)