Daerah

Sambut Hari Santri, LFNU Banyuwangi Cetak Generasi Ahli Falak

Rabu, 16 Oktober 2019 | 05:30 WIB

Sambut Hari Santri, LFNU Banyuwangi Cetak Generasi Ahli Falak

LFNU dan RMINU Banyuwangi menggelar Madrasah Falakiyah. (Foto: NU Online/Anang Lukman Afandi)

Banyuwangi, NU Online
Dalam rangka mempersiapkan generasi penerus ahli falak, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) bekerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Banyuwangi menggelar Madrasah Falakiyah di Pesantren Al Azhar, Tugung Sempu, Banyuwangi. Pesertanya dari kalangan ustadz-ustadzah pondok pesantren dan Madrasah Diniyah se-Kabupaten Banyuwangi.
 
Ketua Pengurus Cabang LFNU Banyuwangi, Ghufron Musthofa menyampaikan, bahwa kegiatan ini juga merupakan rangkaian persiapan memperingati Hari Santri yang jatuh pada Tanggal 22 Oktober nanti.
 
“Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Tahun 2019 dan juga untuk mempersiapkan para ustadz-ustadzah dan santri-santri milenial untuk menghadapi zaman revolusi industri 4.0 agar ilmu falak tetap terus berkembang di bumi Blambangan ini," ujar Gus Gufron, sapaan akrabnya, Ahad (13/10).
 
Gus Ghufron juga menyampaikan, bahwa tujuan acara ini untuk menyebarkan ilmu falak kepada seluruh pesantren yang ada di Banyuwangi. Usaha ini merupakan ikhtiar awal untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang hisab kepada ustadz-ustadzah khususnya di pesantren-pesantren dengan cara mudah, cukup menggunakan gadget android. Karena pada saat ini tidak semua Pesantren ada pelajaran khusus tentang falak, sehingga dengan adanya media pembelajaran ini Madrasah Falakiyah, santri tidak kehilangan rantai sanad ilmu falak.
 
Adapun materi Madrasah Falakiyah adalah menghitung arah kiblat menggunakan metode kalkulator dan rubu’ mujayyab disampaikan oleh Sekretaris LFNU Banyuwangi, Tsamratul Fikri.
 
Dalam pengantar materinya, Fikri menyampaikan, bahwa pada saat ini metode kalkulator adalah metode yang paling mudah untuk mempelajari ilmu falak karena lebih cepat memahami dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Metode perhitungan menggunakan kalkulator android dikombinasikan dengan rubu’ mujayyab agar para ustadz dan santri tidak kesulitan memahami ribu’ mujayab.
 
Kegiatan ini dibuka oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Azhar, Kyai Ali Zubaidi. Ia juga adalah salah satu pengurus Lajnah Falakiyah (istilah lama) pertama tahun 1996 yang dibentuk oleh PCNU. Kala itu periode kepengurusan Haji Abdurrahman sebagai Ketua Tanfidziyah dan KH Zarkasyi Kebunrejo sebagai Rais Syuriyah.
 
Dalam sambutannya Kyai Ali Zubaidi menyampaikan, bahwa mempelajari ilmu Falak adalah kewajiban bagi orang Islam, karena ilmu ini berkaitan erat dengan pelaksanaan syariat agama Islam yaitu shalat, puasa, haji dan ibadah ibadah lainnya.
 
Di samping itu, ilmu ini harus tetap berkembang khususnya di kalangan pesantren. Pasalnya ilmu ini dikhawatirkan tidak lagi diminati generasi penerusnya. Dia menegaskan, jangan sampai para ustadz dan ustadzah tidak menyepelekan ilmu falak, dikhawatirkan nanti justru orang di luar Islam yang menguasai ilmu ini, akibatnya orang Islam akan bergantung kepada pihak lain.
 
Kendati demikian, ia optimis karena peserta Madrasah Falakiyah kali ini didominasi oleh ustadz-ustadzah yang usianya masih cukup muda, sehingga bisa memungkinkan ilmu falak ini akan tetap eksis di kalangan pesantren se-Banyuwangi.
 
“Pesertanya sekitar 50-an, dan ada empat ustadzah pesantren. Hal pertama kali peserta pelatihan falak diikuti oleh ustadzah, semoga kelak peserta wanitanya bertambah," ujar Kyai Zubaidi.
 
“Semoga ke depan dapat diteruskan madrasah falakiyah dengan tema dan materi yang lebih advance, sehingga para ustadz dan ustadzah dapat menyerap ilmu falak lebih banyak lagi," harapnya.

Kontributor: Anang Lukman Afandi
Editor: Syamsul Arifin