Suatu ketika, Abu Nawas melewati perkampungan orang-orang suku badui melalui perjalanan yang cukup melelahkan.
Ia melihat sebuah rumah besar, semacam pasar yang di dalamnya terdapat orang-orang badui yang sedang berjualan bubur haris, bubur khas makanan para petani.
Merasa lelah, ia memilih tidak masuk ke dalam pasar tersebut, apalagi memakan bubur yang terkenal lezat itu. Ia sampai di pinggir sungai dan berteduh di bawah pohon rindang dengan angin sepoi-sepoi.
Ia menikmati suasana desa yang asri tersebut sehingga ketiduran. Tak sadar dalam kondisi tidur, setelah terbangun ia kaget karena sudah berada di dalam penjara. Ia menatap seorang badui yang ada di depannya.
"Mengapa aku dipenjara?"
"Kau akan kami jadikan campuran bubur haris."
"Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?"
"Bersiaplah."
Abu Nawas berkata, "Tubuhku ini kurus, kau tidak akan memperoleh daging yang banyak. Kalau kau setuju nanti sore akan kubawakan temanku yang bertubuh gemuk.
"Benarkah?"
"Aku tidak pernah bohong!"
Entah kenapa akhirnya orang badui itu percaya dan melepaskan Abu Nawas. Akhir cerita, Abu Nawas justru membawa Baginda Raja yang menyamar orang biasa untuk membereskan praktik buruk di desa itu. (Fathoni)
Terpopuler
1
Nabi Musa Menangis saat Tahu Umat Rasulullah Lebih Mulia Ketimbang Umatnya
2
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Keikhlasan dalam Beramal dan Beribadah
3
Khutbah Jumat: Jagalah Lisan supaya Tidak Menyakiti Orang Lain
4
Khutbah Jumat: Jangan Salah Pilih Teman
5
Keutamaan Puasa Syaban Menurut Syekh Nawawi al-Bantani
6
Khutbah Jumat: Manusia sebagai Makhluk Sosial, dan Perintah untuk Saling Mengenal
Terkini
Lihat Semua