9 Rekomendasi Silatnas Ke-3 Bu Nyai Nusantara untuk RMINU
Selasa, 8 November 2022 | 21:00 WIB
Ketua Panitia Silatnas ke-3 Bu Nyai Nusantara, Hj Nawal Nur Arafah Yasin saat membacakan rumusan dan rekomendasi di Semarang, Selasa (8/11/2022). (Foto: YouTube RMINU Jateng)
Afina Izzati
Kontributor
Semarang, NU Online
Ketua Panitia Silatnas ke-3 Bu Nyai Nusantara, Hj Nawal Nur Arafah Yasin, membacakan hasil rumusan dan rekomendasi yang telah disusun bersama didampingi beberapa panitia acara tersebut, Selasa (8/11/2022). Naskah rumusan dan rekomendasi yang dibacakan itu disiarkan langsung melalui YouTube RMINU Jateng.
“Dengan mengharap rida dan inayah Allah swt silaturrahmi nasional ke-3 bu nyai nusantara yang diselenggarakan RMI PWNU Jawa Tengah dan dihadiri oleh lebih dari 400 bu nyai dari berbagai wilayah se nusantara pada 7-8 November 2022 di hotel Patrajasa Semarang Jawa Tengah menghasilkan empat rumusan penting,” kata Ning Nawal, sapaan akrabnya.
Pertama, keberadaan bu nyai pengasuh pesantren NU di Indonesia merupakan modal sosial yang memiliki peran kunci dalam membangun peradaban dunia baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya maupun agama.
Kedua, peran bu nyai sudah seharusnya mendapatkan rekognisi, afirmasi, maupun fasilitasi dari jam’iyah Nahdlatul Ulama menuju terwujudnya pesantren NU yang terlibat aktif dalam membantu peradaban dunia.
Ketiga, urgensi sinergitas pesantren dalam merumuskan program, merumuskan aksi yang menyentuh langsung kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi pesantren putri sebagai salah satu mitra penting pembangunan peradaban dunia.
Keempat, berbekal modalitas dan pengalamannya, perempuan pesantren mampu dan perlu dilibatkan untuk berperan aktif sebagai agen perdamaian dunia.
Rumusan di atas, lanjut Ning Nawal, membutuhkan program aksi yang lebih konkret. Oleh karena itu, forum Silatnas ke-3 Bu Nyai Nusantara melahirkan Sembilan rekomendasi yang dapat dilakukan oleh RMINU di tingkat wilayah dan cabang.
Sembilan rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pesantren ramah anak dan perempuan dengan pendekatan yang komprehensif mulai dari sosialisasi, edukasi sampai dengan advokasi.
2. Membentuk tim ad hoc sebagai penanggung jawab terwujudnya pesantren ramah anak dan perempuan.
3. Membentuk ekonomi pesantren untuk mendorong pemberdayaan ekonomi pesantren.
4. Menyelenggarakan forum komunikasi dan silaturrahim antar pesantren di wilayah masing-masing untuk dapat saling belajar, bertukar pikiran, serta saling memberi dan menerima manfaat.
5. Melanggengkan silaturrahim dengan para bu nyai sepuh agar mendapatkan asupan dan kekuatan untuk meneguhkan niat dan ghiroh dalam berkhidmah melalui RMI.
6. Konsolidasi dan koordinasi dengan Lembaga dan komintas baik di dalam maupun di luar NU yang sejalan dengan visi misi ahlussunnah wal jama’ah an nahdliyah.
7. Membangun jaringan antar pengurus putri RMI di semua tingkat untuk menyinergikan gerakan dan saling menguatkan dalam rangka khidmah kepada NU.
8. Meningkatkan keterwakilan unsur perempuan di kepengurusan RMI baik di wilayah maupun cabang NU agar menjadi katalisator program-program RMI.
9. Memegang erat nilai-nilai kebangsaan kerukunan, keterbukaan dan saling mempercayai dan khusnudzon dalam Khidmah kepada NU melalui RMI.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua