Jakarta, NU Online
Cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari, Hj. Lily Chodidjah Wahid mengimbau masyarakat agar terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, pengamalan nilai Pancasila merupakan cara untuk menguatkan persatuan kebangsaan di antara perbedaan dalam masyarakat Indonesia.
“Jelang hari kesaktian Pancasila 1 oktober 2018 saya mengimbau seluruh bangsa Indonesia untuk kembali menjadikan Pancasila bukan sekadar lima sila yang tertera dalam hurup, tapi melaksanakan Pancasila sebagai sebuah falsafah hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Kalau lima sila itu betul-betul dilaksanakan, pasti akan menjadi kekuatan hebat bagi bangsa Indonesia yang majemuk tapi bersatu,” kata tokoh kebangsaan Hj. Lily Chodidjah Wahid di Jakarta, Ahad (30/9/2018).
Adik Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu yakin apabila Pancasila dilaksanakan dengan baik, makan secara otomatis akan membendung masuknya ideologi radikalisme dan terorisme. Menurutnya, Pancasila saat ini sangat ideal dengan Indonesia.
Dan itu sudah dipikirkan dengan matang oleh para founding fathers bangsa saat memutuskan Pancasila yang ada dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai ideologi dan landasan hidup bangsa, dengan mengganti tujuh kata dalam Piagam Jakarta yaitu “Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeloek-pemeloeknja” dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Itu dilakukan demi untuk mengakomodir keinginan saudara-saudara kita dari Indonesia timur. Pasalnya, Indonesia timur mau bergabung dengan Indonesia bila tujuh kata itu dihilangkan.
“Itu kontribusi umat islam yang sangat besar. Kalau hari ini ada isu intoleransi, itu adalah buah gangguan dari luar yang memang ingin memecah belah bangsa kita. Wong selama ini selama 72 tahun merdeka tidak ada apa-apa, dengan tujuh anak kata yang dihilangkan itu,” imbuh Hj. Lily Wahid.
Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2018, harus dijadikan momentum untuk mengembalikan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa yang hakiki. Dengan nilai-nilai luhur yang ada dalam lima silanya, Pancasila sudah terbukti mampu merawat Indonesia sejak merdeka sampai sekarang. (Ahmad Rozali)