Jakarta, NU Online
Ramainya pemberitaan mengenai dakwah Gus Miftah Yogyakarta yang berdakwah di klub malam dan lokalisasi mendapat tanggapan positif dari wakil ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Ustad Abdul Moqsith Ghazali.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah ini menyebut bahwa aktivitas Gus Miftah melakukan dakwah di lokasi yang tak 'biasa' ini membutuhkan keberanian yang tak banyak dimiliki oleh orang pada umumnya.
"Area dakwah tidak hanya di mushalla tapi di kantong-kantong maksiat juga," ujar Kiai Moqsith Ghazali kepada NU Online, Jumat (14/9).
Malahan, lanjutnya, tidak semua orang berani melakukan dakwah di lokasi seperti itu, mengingat resikonya dan godaannya yang jauh lebih besar dari pada berdakwah di masjid dan mushalla.
"Tempat maksiat itu medan dakwah yang berat. Tak semua orang bisa (melakukannya)," lanjutnya.
Kiai Moqsith menambahkan, orang-orang yang berada di kawasan tersebut, pada prinsipnya, merupakan objek dakwah yang 'lebih membutuhkan', dari pada orang yang sudah berada di mushalla.
Ia mengibaratkan, 'menceramahi orang di mushalla sama dengan menceramahi orang yang sudah tobat'. "Akan tetapi memindahkan orang dari tempat maksiat ke tempat ta'at itu bukan perkara mudah," pungkasnya. (Ahmad Rozali)