Nasional

Di NTB, GP Ansor Tebar Pesan Damai

Senin, 24 September 2018 | 11:55 WIB

Lombok, NU Online 

Diawali dari titik terluar di Pulau Rote, NTT, tim Kirab Satu Negeri tiba di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (23/9). Rombongan secara khusus membawa pesan perdamaian untuk menjaga NKRI.

Di ibukota Sumbawa Besar, rombongan kirab diterima Wakil Bupati Sumbawa, yang juga Ketua PCNU Sumbawa, Mahmud Abdullah bersama para pengurus GP Ansor dan Banser Sumbawa. 

Rombongan menginap semalam di Kupang, kemudian deklarasi bersama di Gong Perdamaian, diterima gubernur dan seluruh OKP sebelum tiba di Ende bertemu Uskup Agung setempat.

"Ini bukan kirab Ansor tapi sebenarnya masyarakat secara bersama. PP GP Ansor bersama Banser menginisiasi kirab karena keprihatinan terkoyaknya Indonesia dengan munculnya isu atau gerakan khilafah. Kita seolah sudah lupa bahwa Berbhinneka Tunggal Ika itulah makna," papar Asisten Lapangan NTB/Komandan Satuan Khusus Nasional Banser Husada, Yunianto Wahyudi.

Yunianto jugamengingatkan jika NKRI harga mati yang tidak bisa lagi diganggu gugat. Bahkan di setiap titik, bersamaan dengan TNI/Polri dan Pemda, mereka bersama menyuarakan diri menjadi benteng terakhir untuk NKRI. 

"Kita saling mengingatkan untuk bersama menjaga dan mengajak seluruh elemen, baik pemuda Kristen, Hindu, Budha dan lainnya untuk bersama merajut perdamaian, persatuan, dan keberagaman," imbuhnya.

Sementara, Koordinator Zona Rote, Zakariah Ridwan menambahkan bahwa kirab ini dilatari adanya keresahan GP Ansor dengan kondisi yang ada saat ini. Sehingga ingin menyamakan persepsi pemuda bahwa agama jangan dijadikan sebagai alat politik tapi jadikan agama sebagai inspirasi perdamaian di seluruh dunia. 

"Jangan sekali-kali bawa agama ke politik. Bukan semata-mata bahwa Ansor ini paling benar tapi ingin mengajak semua elemen agar peduli.  Kita juga resah dengan kondisi Timur Tengah yang porak-poranda. Kita ingin dalam satu tarikan nafas menjaga kebhinnekaan," tandasnya.

Kirab Satu Negeri yang membawa pesan perdamaian menjaga NKRI ini, diisi dengan kegiatan seperti diskusi dan nongkrong kebangsaan bersama semua elemen di Kota Bima, penanaman pohon mangrove di Kupang, sampai mengunjungi panti muslim dan non-muslim di Sulawesi Utara. (Ahmad Rozali)