Nasional

Gus Yahya Ajak Umat Jujur Akan Adanya Elemen Radikal dalam Islam

Senin, 9 Mei 2016 | 12:15 WIB

Jakarta, NU Online
Katib ‘Aam Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan bahwa ada elemen-elemen dalam Islam yang menjadi inspirasi bagi para terorisme, sehingga kelompok teroris tersebut mampu mengembangkan jejaring yang cepat dan massif. 

“Ada elemen-elemen Islam yang berperan di dalam terbentuknya terorisme tersebut,” jelas Gus Yahya saat menjadi narasumber dalam acara International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil) di Jakarta, Senin, (9/5).

Para teroris itu, jelas Gus Yahya, menguatkan pendapat mereka tentang makna jihad sebagaimana yang mereka pahami dengan mengutip pendapat-pendapat para ulama besar Islam yang otoritatif terkait dengan jihad di jalan Allah.

“Kita berhadapan pada kenyataan yang tidak bisa kita sangkal,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya menjelaskan bahwa selama ini banyak orang yang memiliki anggapan bahwa para teroris tersebut bukanlah orang Islam. 

“Namun mereka juga menganggap bahwa kita lah yang tidak Islam,” terangnya.

Lebih lanjut, Gus Yahya mengajak umat Islam untuk bertindak jujur bahwa di dalam Islam memang ada elemen-elemen yang bisa dijadikan oleh kelompok-kelompok radikal tersebut sebagai inspirasi gerakan mereka. 

“Ini (terorisme) adalah ancaman semua orang,” jelas Gus Yahya.

Maka dari itu, ia meminta semua elemen untuk bersama-sama menghadang perkembangan kelompok-kelompok radikalisme yang semakin mengkhawatirkan tersebut.

“Perlu ada konsensus dari semua elemen untuk melawan dan memarjinalkan ideologi terorisme,” terangnya.   

Senada dengan Gus Yahya, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamidin menjelaskan bahwa ada beberapa macam proses radikalisasi yang digunakan oleh kelompok terorisme tersebut. 

“Bisa melalui pertemanan, pertalian darah atau keluarga, (hubungan) guru dan murid, mendapat informasi dari media, dan pengalaman perang (setelah menjadi tentara di Timur Tengah),” bebernya.

“Di negara maju, orang gabung ISIS lewat media sosial dan arena faktor heroism (ingin menjadi pahlawan),” pungkasnya. (Muchlishon Rochmat/Mukafi Niam)