Gus Yusuf Chudori Jelaskan Dana Kurban Bisa untuk Bantu Terdampak Covid-19
Senin, 19 Juli 2021 | 06:45 WIB
Tangkap layar video Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pesantren Salafi Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau karib disapa Gus Yusuf.
Syifa Arrahmah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pesantren Salafi Magelang, Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau karib disapa Gus Yusuf, menjelaskan kebolehan pengalihan dana kurban untuk penanganan warga terdampak Covid-19. Ia menggarisbawahi dana yang digunakan adalah baru sebatas anggaran (rencana) untuk berkurban. Artinya, dana tersebut belum terdaftar dan atau dibelikan hewan kurban.
"Ini bukan berarti uang yang sudah terdaftar untuk bayar beli kambing terus dialihkan beli sembako, tidak. Tapi anggaran yang rencananya untuk kurban Njenengan (Anda) alihkan. Berbeda lagi kalau sudah dinadzari, itu jelas tidak boleh," kata Gus Yusuf di malam ke-23 acara Pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah, Ahad (18/7) malam.
Menurutnya, pengalihan anggaran tersebut bisa menjadi sangat berguna bagi korban terdampak Covid-19, apalagi di tengah rencana perpanjangan PPM Darurat. Keputusan itu merupakan solusi penunjang ekonomi sehari-hari masyarakat.
"Karena hari ini dampak dari Covid-19 apalagi PPKM diperpanjang, itu luar biasa. Beruntunglah kalian yang punya penghasilan bulanan, tapi mari kita lihat Saudara-saudara kita pedagang kaki lima, sopir angkot, ibu-ibu di pasar yang mendapatkan uang sehari dan dipakai hari itu juga," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan semacam PPKM maka harus disertai pula dengan solusi penunjang agar masyarakat tidak kewalahan mengurusi ekonomi sehari-hari.
"Kalau mereka dilarang bekerja, ya segera bansosnya diturunkan agar tidak terjadi gejolak di (lapisan) bawah," tegas kiai kelahiran tahun 1973 itu.
Pasalnya, lanjut dia, PPKM menjadi sia-sia apabila tidak didorong oleh penunjang. Alih-alih menurunkan kasus Covid-19 justru malah mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh, sementara di masa-masa seperti ini imunitas menjadi kebutuhan yang penting untuk dijaga.
"Kalau perut kosong imunitas itu akan turun, dan di sana Covid-19 masuk. Maka PPKM jadi tidak efektif," lanjut dia.
Selain itu, ia juga berpesan kepada masyarakat agar lebih meningkatkan lagi kepekaan dalam berhubungan sosial. "Ketika melihat tetangga kita hari ini butuh bantuan, ayo segera kita ulurkan semampu kita," pesannya.
Sebab, tambah dia, dalam kurban terdapat dua dimensi, yaitu Hablumminallah dan Hablumminannas. Kedua dimensi itu menyiratkan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan menggambarkan pendermaan dalam kehidupan sosial.
"Hablumminallah menunjukkan ketaatan kita kepada Allah sebagaimana ketaatan Ibrahim atas perintah Allah untuk menyembelih Ismail AS. Dan ada dimensi sosial, memerintahkan kita untuk berbagi," imbuh Kiai yang juga berkiprah di dunia Seni dan Budaya ini.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua