Jakarta, NU Online
Revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan adanya inovasi, otomatisasi, komputerisasi, artificial intelligent, dan fleksibilitas pola kerja telah membawa perubahan ekonomi berbasis digital. Akibatnya, hilangnya sejumlah pekerjaan lama dan munculnya pekerjaan-pekerjaan baru berbasis digital.
"Dengan adanya digitalisasi, ada pekerjaan yang hilang, tapi dengan beriringan berjalan juga ada pekerjaan-pekerjaan baru," kata Plt Direktur Jenderal Binwasnaker dan K3 Kemnaker RI Iswandi Hari pada Focus Group Discussion di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).
Namun, terlepas dari hilang dan munculnya pekerjaan, kata Iswandi, pihaknya terus meningkatkan sumber daya manusia untuk memastikan bahwa
setiap pekerjaan dilakukan oleh orang yang memiliki komptensi.
"Peningkatan sumber daya manusia merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing bangsa," ucapnya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, setidaknya ada tiga jalur yang dapat ditempuh, yakni melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karir di tempat pekerja itu bekerja.
"Ketiga jalur utama ini perlu dikembangkan secara konprehensif, terpadu, dan sinergi," ucapnya.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa perlu pengembangan sistem standarisasi dan sertifikasi profesi. Pengembangan kedua hal itu meliputi pengembangan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), pengembangan pendidikan, dan pelatihan berbasis kompetensi, serta pengembangan sistem sertifikasi kompetensi.
"Kali ini sudah saatnya banyak diterapkan SKKNI yang dilengkapi dengan profesional dalam memenuhi tuntutan pemenuhan SDM yang kompeten," ucapnya.
FGD tersebut mengusung tema Meningkatkan Daya Saing Usaha Melalui Pembinaan dan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Kendi Setiawan