Nasional

Haul Ke-37 KH Ali Maksum, Gus Yahya Tegaskan Turats sebagai Sumber Keilmuan Muttasil

NU Online  ·  Sabtu, 1 November 2025 | 13:00 WIB

Haul Ke-37 KH Ali Maksum, Gus Yahya Tegaskan Turats sebagai Sumber Keilmuan Muttasil

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam Majelis Haul ke-37 Almaghfurlah KH Ali Maksum di halaman Asrama Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta pada Sabtu (1/11/2025). (Foto: Miftah/TVNU)

Bantul, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa pesantren tetap berpegang teguh pada turats sebagai sumber utama ilmu dan pedoman beragama.


Menurutnya, kemajuan pesantren yang semakin progresif tidak boleh menggeser nilai-nilai dasar yang telah diwariskan para ulama pendahulu.


“Alhamdulillah, sampai sekarang kita melihat pesantren berkembang dengan luar biasa progresif, tetapi juga pada saat yang sama tetap mempertahankan inti dari turats atau surat yang diterima dari para pendahulunya,” ujarnya dalam Majelis Haul Ke-37 KH Ali Maksum di halaman Asrama Ali Maksum, Pondok Pesantren Krapyak, Bantul, DI Yogyakarta pada Sabtu (1/11/2025).


Gus Yahya menyampaikan bahwa kesetiaan terhadap turats merupakan bentuk keyakinan bahwa ajaran yang diwariskan para ulama memiliki sanad keilmuan yang jelas dan bersambung (muttasil).


“Kita memang tidak akan bergeser dari kesetiaan kita kepada turats dari pondok pesantren yang kita terima selama sejak berabad-abad sampai sekarang. Kita memang yakin bahwa ini memang jalan beragama yang benar,” katanya.


“Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari ketika mengajak para ulama untuk bergabung ke dalam jam'iyah Nahdlatul Ulama, beliau secara jelas menyebut kriteria ulama yang diinginkan, yaitu ulama-ulama yang mendapatkan ilmunya dengan sanad yang muttasil,” lanjutnya.


Ia menambahkan, ulama dengan sanad keilmuan yang bersambung ibarat pintu-pintu ilmu yang sah untuk dimasuki oleh para pencari ilmu. “Orang masuk rumah itu harus lewat pintu, jangan lewat yang lain,” ujarnya.


Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan bahwa pesantren dari masa ke masa selalu menghadapi tantangan yang semakin besar dan kompleks. Ia mengungkapkan bahwa transfromasi dan inovasi pesantren terus dilakukan dengan memperkuat fondasi utamanya, yaitu ilmu-ilmu keislaman yang bersumber dari sanad yang jelas.


“Modal utamanya pesantren itu pasti adalah ilmu-ilmu keislaman yang diwariskan dengan sanad yang muttasil tadi, maka kita berhati-hati sekali kepada siapa kita berguru, karena belajar ini untuk menjalankan agama,” katanya.


Ia juga mengajak para pengurus pesantren untuk senantiasa menghidupkan turats dan memperkuat aspek quwwah rohaniyah (kekuatan spiritual) sebagai ruh dalam pengembangan pesantren.


“Pengurus pesantren untuk meneruskan, menghidupi turats dalam perkuat cara mengembangkan quwwah rohaniyah,” ujar Gus Yahya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang