Cirebon, NU Online
Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan bahwa ibu adalah institusi pendidikan bagi anak. Baik itu dalam kapasitas akhlak, ilmu, maupun ketakwaan kepada Allah Swt.
"Ibu akan selalu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya," ungkapnya
saat mengisi mauidztul hasanah pada Silaturahim dan Deklarasi Jam'iyyah Mudarasatil Qur'an lil Hafidzat (JMQH) se-Jawa Barat dan DKI Jakarta, Ahad (9/2).
Dalam acara yang berlangsung di Masjid Agung At-Taqwa Kota Cirebon, Jawa Barat, ia meminta jangan jadikan mengurus anak sebagai penyebab kurang terjaganya hafalan.
"Setidaknya seorang ibu harus mampu menyisihkan waktunya meskipun tidak banyak untuk muraja'ah atau mengulang hafalan," katanya.
Tak hanya itu, Guru Besar yang penghapal Al-Quran ini juga menerangkan akan pentingnya sebuah komunitas atau jamiyah, yaitu menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan.
"Karena kalau orang berjuang sendirian tidak akan berhasil. Maka harus bersama-sama," paparnya.
Ia menyontohkan seperti era Rasulullah Saw, ada komunitas kaum Muslimin terdiri di antaranya Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Siti Khadijah. Semuanya bekerjasama dalam komunitas Muslim.
Menurutnya, komunitas mempunyai peranan dalam memengaruhi masyarakat di sekitarnya. Karena itu sangatlah perlu kita membentuk sebuah jam'iyah.
Sebelum menutup tausiyahnya ia mengingatkan kepada seluruh hafidz- hafidzah untuk selalu bersama Al-Qur'an. Di antara sifat Al-Qur'an kalau mendekati dia akan dekat kepada kita. Kalau kita rindu maka dia juga rindu kepada kita.
"Kalau sudah jauh dengan Al-Qur'an, kita akan dijauhi oleh Al-Qur'an bahkan Al-Qur'an bisa melaknati kita," pungkasnya.
Kontributor: Siti Aisyah
Editor: Kendi Setiawan