Nasional

KH Miftachul Akhyar: Apa pun yang Kita Punya Harus Ada Infaqnya

Sabtu, 2 September 2023 | 20:00 WIB

KH Miftachul Akhyar: Apa pun yang Kita Punya Harus Ada Infaqnya

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat mengaji Kitab Syarah al-Hikam. (Foto: Tangkapan layar YouTube  Multimedia KH Miftachul Akhyar)

Jakarta, NU Online
Selama ini banyak orang menganggap bahwa rezeki hanya uang. Padahal bukan. Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa rezeki itu bukan hanya uang. Ilmu juga termasuk rezeki, karena rezeki memiliki arti setiap yang bisa dimanfaatkan.


Maka dari itu, Kiai Miftach mengungkapkan bahwa apa pun yang kita punya, baik itu rezeki dhahir maupun rezeki ilmu harus ada nilai infaq di dalamnya.


“Jadi, apa pun yang kita punya harus ada nilai infaqnya, baik berupa infaq rezeki dhahir, maupun rezeki ilmu, dan lain sebagainya. Setiap yang bisa dimanfaatkan itu namanya rezeki. Ilmu dimanfaatkan, makanan dimanfaatkan, baju dimanfaatkan,” ujarnya pada Ngaji Syarah al-Hikam Pertemuan ke 45, diakses oleh NU Online di YouTube 
Multimedia KH Miftachul Akhyar
, Sabtu (9/2/2023).


Ia menjelaskan bahwa rezeki dibagi menjadi dua, yaitu rezeki halal dan rezeki haram. Rezeki haram pun termasuk ke dalam rezeki di mana yang haram adalah cara mendapatkannya. Sementara rezeki baik yang halal atau haram itu tidak lepas dari apa yang ditulis oleh malaikat saat 40 hari yang ketiga di rahim ibu.


“Sebenarnya rezeki kita itu sudah dibagi habis oleh Allah, nggak tambah, nggak kurang. Hanya saja ada orang nggak tahan, akhirnya ambil milik orang lain, mencuri milik orang lain. Padahal yang diambil itu sebenarnya rezekinya sendiri. Hanya caranya yang salah, ambilnya dengan cara yang salah, akhirnya jadi haram,” imbuhnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut menegaskan bahwa apa pun yang bisa gunakan, bisa dimakan, bisa dipakai, bisa dihabiskan itu namanya rezeki. Kemudian jika manusia dapat menerapkan rezeki yang dimilikinya dengan baik, tidak akan saling menuntut, iri, dan lain sebagainya.


Lebih lanjut, Kiai Miftach menjelaskan bahwa setan dan iblis merupakan salah satu makhluk yang diberi kekuasaan atau kemampuan oleh Allah untuk mengganggu rezeki manusia.


“Iblis, syetan, jin, dan semua jaringan-jaringannya, dan semua yang ikut dalam barisannya itu bisa mengganggu rezeki manusia. Makanya kalau kita makan dan minum sebelumnya baca bismillah, maka setan akan kelaparan dan kehausan karena nggak bisa menikmati rezeki kita, karena sudah baca bismillah,” jelasnya.


“Pokoknya kita diperintah bagaimana menjadikan setan di sekeliling kita, setan yang tidak mau melepaskan kita itu bisa menjadi kurus-kurus. Maka seringlah baca bismillah,” sambung Kiai Miftach.


Ia mengungkapkan bahwa Istri, suami, dan anak itu termasuk rezeki. Kiai Miftach menegaskan bahwa apa pun yang menjadi rezeki manusia bisa diganggu setan. Sehingga Rasulullah SAW mengingatkan manakala mau berhubungan suami istri membaca doa, agar anak yang terlahir tidak diganggu setan.


“Insyaallah setan nggak akan bisa mengganggu. Akhirnya jadilah anak yang gampang nurut. Kalau nakal waktu kecil biasa, nakalnya anak kecil itu tanda cerdas, dewasa sudah sadar. Setan diberikan kemampuan yang luar bisa, kekuasaan mengganggu manusia termasuk mengganggu rezeki Bani Adam,” terangnya.


“Bukan hanya itu, setan juga diberikan kemampuan merusak ekonomi Bani Adam, kalau bisa ekonomi Bani Adam menjadi haram semua, paling tidak syubhat,” pungkas Kiai Miftach.