Nasional

Kiai Miftach: Permohonan Tak Akan Gagal Jika Disandarkan kepada Allah

Sabtu, 5 Agustus 2023 | 16:00 WIB

Kiai Miftach: Permohonan Tak Akan Gagal Jika Disandarkan kepada Allah

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam pertemuan ke-41 Ngaji Kitab Syarah Al-Hikam. (Foto: YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar)

Jakarta, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa tidak ada istilah gagal sebuah permohonan jika manusia menyandarkannya kepada Allah. Apalagi Allah sudah berjanji ud’uni astajib lakum (Mintalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan).


“Tidak pernah ada istilah gagal sebuah permohonan kalau kita memohonnya. bersandar, pasrah kepada Allah. Apalagi Allah sudah berjanji ud'uni astajib lakum,” ujarnya dalam pertemuan ke-41 Ngaji Kitab Syarah Al-Hikam disiarkan YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar, diakses NU Online, Jumat (4/8/2023).


Kiai Miftach menegaskan bahwa intinya harus pasrah kepada Allah. Dikabulkan atau tidak, dikabulkan dalam waktu cepat atau lambat, itu hak Allah. Sebab, Allah itu mutlak.


“Jangan kalau minta sekarang harus sekarang, kok Gusti Allah diatur-atur. Ya sudah minta, pasrahkan kepada Allah. Allah tahu yang terbaik. Kalau Allah memandang baik diberi hari ini, akan diberi hari ini. Kalau besok akan diberikan besok, kalau lusa ya lusa, pasti itu. Jadi sebuah permohonan tidak akan pernah gagal kalau disandarkan, dipasrahkan  kepada Allah,” jelasnya.


Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur, ini mengungkapkan bahwa sebaliknya permohonan akan mengalami kegagalan atau tidak menghasilkan, jika dipasrahkan kepada selain Allah.


“Kalaupun menghasilkan pun ruwet, banyak tuntutan, banyak masalah kalau permohonan-permohonan itu kita sandarkan pada kekuatan kita sendiri, pada otak kita, pada kekayaan kita. Pokoknya kita diciptakan dalam keadaan fakir,” terangnya.


Lebih lanjut, Kiai Miftach menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan fakir itu sudah dijelaskan dalam Surat Fatir ayat 15, bahwa manusia itu sangat butuh kepada Allah, faqir kepada Allah. Kemudian jangan jangan sekali-kali manusia mengandalkan kekuatanmu, pengetahuan, harta kekayaanmu, keluargamu, siapa, semua kalian ini faqir kepada Allah.


“Al-Qur’an sudah mengingatkan kepada kita. Oleh karena itu, Ibnu Athaillah as-Sakandari menyatakan sekali-kali tidak akan rugi, sekali-kali tidak akan gagal sebuah permohonan, kalau permohonan itu diatasnamakan atau dialamatkan kepada Allah, pada anugerah dan taufik Allah,” ujarnya.


Kiai Miftach mengingatkan bahwa bahwa manusia harus sepi dan bersih dari mengingat-ngingat kemampuan, kehebatan, kepandaian dirinya sendiri, yang ada hanya pasrah kepada Allah.


“Kalau pasrah kepada selain Allah, Allah akan menyerahkannya kepada selain-Nya. Allah lepas, nggak akan cawe-cawe kepada orang seperti itu, karena Allah sudah dilupakan, condong kepada makhluk. Jadi kalaupun berhasil, berhasilnya orang  yang tidak bergantung kepada Allah istidraj namanya. Ini penting, ayo kita bersabar, sabar, sebentar kok di dunia ini,” pungkasnya.