Nasional

Kiai Said Cuma Tersenyum Dengar Fitnah di Twitter

Rabu, 27 Desember 2017 | 13:23 WIB

Kiai Said Cuma Tersenyum Dengar Fitnah di Twitter

M. Sofwan (kanan) mendampingi Kiai Said dalam sebuah acara

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mendapatkan laporan tentang fitnah yang disebarkan salah satu akun media sosial Twitter. Akun tersebut menyangkutkan Kiai Said dengan penolakan seorang ustadz berceramah. Fitnah itu begitu cepat menyebar kemana-mana.  

“Ini, Buya,” kata sekretaris pribadi Kiai Said, Muhammad Sofwan, sembari menunjukkan bukti fitnah dengan menunjukkan screenshot kicauan akun tersebut, di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (27/12).  

Baca: Keji, NU Kembali Difitnah Tolak Ustadz Abdul Somad
“Bacakan saja, bacakan,” pinta Kiai Said.

Sofwan pun membacakannya. 

Bukan malah marah, Kiai Said ternyata hanya tersenyum setelah mendengar kicauan tersebut. Bagianya, fitnah kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lebih hebat dari ini, tetapi Gus Dur dengan santai menanggapinya. Bahkan, orang setingkat Nabi Muhammad saja pernah merasakannya.  

“Alhamdulillah dengan fitnah ini dosa saya berkurang,” katanya.

Menurut Kiai Said, orang yang memfitnah akan mendapatkan akibatnya baik cepat atau lambat. Kalaupun tak mendapatkannya di dunia, ia akan mendapatkannya di akhirat kelak.

“Tapi saya memaafkannya karena Nabi Muhammad pun orang yang pemaaf,” katanya ketika ditanya apakah akun tersebut layak untuk dimaafkan?
 
Kepada para pengguna media sosial, Kiai Said mengajak untuk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi informasi. Jika ada informasi yang dirasa janggal, jangan mudah percaya, tapi diteliti dulu, jangan langsung disebar, karena bisa berakibat fatal terhadap orang lain, bahkan bagi dirinya sendiri. 

“Jika ada isu miring terkait dengan NU dan tokoh-tokohnya, harus diteliti dulu. Tabayun, tanyakan dulu kepada pengurus NU setempat. Sekarang kan mudah bertanya, dari daerah bisa langsung ke pengurus pusat (melalui media sosial juga, red.)     

Secara khusus, ia meminta kepada seluruh warga NU untuk lebih arif dan bijaksana dalam mengkonsumsi informasi dengan mengedepankan klarifikasi atau tabayun.

“Warga NU harus menjadi contoh bagi kalangan lain. Jangan mudah terkena fitnah dan jangan reaksioner karena itu yang diinginkan si tukang fitnah,” tegasnya. (Abdullah Alawi)