Nasional

Libur Sekolah, Akademisi Usul Anggaran MBG Dialihkan untuk Penanganan Banjir Sumatra

NU Online  ·  Rabu, 24 Desember 2025 | 19:15 WIB

Libur Sekolah, Akademisi Usul Anggaran MBG Dialihkan untuk Penanganan Banjir Sumatra

Anak sekolah sedang menyantap menu Makan Bergizi Gratis. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Nasiruddin mengusulkan agar anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama masa libur sekolah dialihkan sementara untuk penanganan korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar). Usulan tersebut dinilai lebih rasional, etis, dan kontekstual di tengah situasi darurat kemanusiaan.


Dosen Pascasarjana UIN Yogyakarta itu menilai bahwa bencana alam merupakan kondisi luar biasa yang membutuhkan respons cepat dan prioritas utama dari negara. Dalam situasi tersebut, pengalihan anggaran negara untuk penyelamatan jiwa, penyediaan logistik, dan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana merupakan langkah yang wajar.


“Apalagi, saat liburan sekolah MBG tidak berjalan optimal karena peserta didik tidak berada di sekolah, sehingga berpotensi menimbulkan pemborosan jika tetap dipaksakan. Penghentian sementara justru mencerminkan efisiensi anggaran sekaligus empati sosial,” ujarnya.


Ia menjelaskan bahwa dari sisi hukum dan tata kelola keuangan negara, pengalihan anggaran dimungkinkan sepanjang memiliki dasar regulasi yang jelas, baik melalui Peraturan Presiden, Instruksi Presiden, maupun keputusan Menteri Keuangan. Menurutnya, realokasi tersebut bersifat sementara, terukur, dan tidak dapat dimaknai sebagai penghapusan permanen program MBG.


Selain itu, ia menekankan pentingnya prinsip transparansi dalam kebijakan anggaran. Masyarakat perlu mengetahui secara jelas besaran dana yang dialihkan, peruntukannya, serta batas waktu penggunaannya.


“Jika dikelola dengan baik, kebijakan ini justru menunjukkan wajah pemerintahan yang adaptif dan responsif terhadap situasi darurat, bukan inkonsisten,” terangnya.


Lebih lanjut, akademisi yang akrab disapa Nasir itu mengingatkan bahwa tujuan utama MBG adalah meningkatkan gizi anak, menekan angka stunting, dan mendukung proses pembelajaran. Namun, selama libur sekolah, anak-anak tidak berada di sekolah sehingga distribusi MBG tidak berjalan optimal dan dampak program pun menjadi terbatas.


“Karena itu, menunda sementara MBG selama liburan bukanlah bentuk pengingkaran terhadap tujuan program, melainkan langkah realistis agar anggaran tetap memberi manfaat maksimal, baik bagi anak-anak dalam jangka panjang maupun bagi masyarakat,” jelasnya.


Pandangan serupa juga disampaikan orang tua murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Pati, Jawa Tengah, Muhammad Zaenuri. Ia menyarankan agar anggaran MBG selama liburan sekolah dialokasikan untuk membantu korban banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar yang saat ini berada dalam kondisi darurat dan membutuhkan bantuan langsung.


Menurutnya, penggunaan anggaran negara seharusnya selalu dikaitkan dengan asas urgensi dan kemaslahatan publik. Dalam kondisi bencana, bantuan kemanusiaan dinilai memiliki tingkat efektivitas yang lebih besar dibandingkan alokasi MBG yang tidak berjalan optimal selama liburan.


“Namun demikian, penting juga dicatat bahwa masalah ini bukan semata MBG versus korban bencana, melainkan soal fleksibilitas kebijakan dan keberanian pemerintah untuk melakukan realokasi atau penyesuaian anggaran secara dinamis. Tanpa itu, program strategis seperti MBG justru berisiko kehilangan legitimasi publik,” ungkapnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang