NU dan Pesantren Miliki Hubungan Erat, Penggerak Peradaban yang Tak Terpisahkan
Kamis, 20 Februari 2025 | 15:00 WIB
Jambi, NU Online
Anggota Lembaga Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Soleh Sofyan (Solsof) menegaskan bahwa NU dan pesantren memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat terpisahkan. Menurutnya, pesantren adalah ibu bagi NU yang melahirkan para kiai, santri, dan dai sebagai penggerak peradaban.
“Pesantren menjadi supplier kiai dan dai, NU menjadi penggunanya,” ujar Kiai Solsof dalam peringatan Harlah Ke-102 NU di kantor PCNU Sungai Bahar, Muaro Jambi, Rabu (19/2/2025) malam.
Karena itu, ia menegaskan bahwa orang NU tidak boleh jauh dari pesantren. Sebab jika sampai itu terjadi maka bagai pohon yang tercerabut dari akarnya yang meskipun berdiri tapi mudah terhempas oleh tantangan zaman.
Kiai Solsof kemudian mengutip kaidah ushul fiqih al-muhafadzhatu 'ala qadimisshalih wal akhdzu bil jadidil ashlah yang artinya adalah memelihara tradisi lama yang masih baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
"Warga NU tidak boleh lepas dari pesantren, menjaga tradisi pesantren yang baik yang sudah ada dan mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih baik untuk kemajuan peradaban," ujar Kiai Solsof.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa dalam berorganisasi harus memegang prinsip, mempermudah yang sulit dan jangan mempersulit yang mudah. Dalam berorganisasi juga harus memegang asas kebersamaan dalam satu sistem yang disepakati, yang dijalankan secara terstruktur, sistematis, dan terencana.
"Berorganisasi di NU itu ibarat gerbong kereta, di dalamnya terdapat masinis, penumpang, lokomotif, gerbong dan relnya. Semua dalam satu misi untuk menuju tujuan yang sama, tentu dengan peran dan kapasitasnya masing-masing," imbuhnya.
Selain itu, ia berpesan agar warga NU semakin melek digital dan aktif dalam dakwah di media sosial. Menurutnya, dunia saat ini menghadapi gelombang perubahan digital yang besar, termasuk perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Saat ini kita ibarat berada di tengah derasnya arus banjir bandang. Pilihannya hanya dua: beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital dan AI atau diam dan tenggelam dalam derasnya arus perubahan tersebut,” tegasnya.
Sebagai informasi, kegiatan yang digelar oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Sungai Bahar ini dirangkai dengan pelantikan pengurus ranting NU se-Kecamatan Sungai Bahar. Acara ini juga dirangkaikan dengan kegiatan Lailatul Ijtima PCNU Muaro Jambi, yang secara rutin dilaksanakan setiap 36 hari sekali.
Turut hadir dalam acara tersebut Rais Syuriah PCNU KH Abdullah Syargawi, Ketua Tanfidziyah PCNU Muaro Jambi KH Syarif Hidayatullah, serta seluruh pimpinan MWC NU se-Kabupaten Muaro Jambi.
Kontributor: Fathah
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
KH Bisri Syansuri (1): Nasab dan Sanad Keilmuan
3
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
4
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
5
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
6
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
Terkini
Lihat Semua