Nurul Afifah, Guru MI yang Buat Matematika Jadi Seru dengan Manfaatkan Tren Kekinian
NU Online · Ahad, 19 Oktober 2025 | 16:00 WIB
Nurul Afifah saat menerima penghargaan Terbaik II sebagai Guru Inovatif pada Maarif Award 2025 Tingkat Jawa Timur. (Foto: dok. pribadi/Nurul)
Husnul Khotimah
Kontributor
Bojonegoro, NU Online
Di tangan guru kreatif, tren bukan hanya tontonan, tetapi juga bisa menjadi tuntunan. Itulah yang dilakukan Nurul Afifah (29), guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Najil Ummah, Desa Kenep, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Ia memanfaatkan tren kekinian, mulai dari drama Korea hingga aplikasi digital, untuk menjadikan proses belajar di kelas lebih hidup dan bermakna.
Sejak 2017, perempuan kelahiran Bojonegoro ini mengabdikan diri di dunia pendidikan. Ia mengampu mata pelajaran umum di kelas 6 dan mengajar Matematika di kelas 5.
“Saya memang suka mengajar sejak dulu. Rasanya ada kebahagiaan tersendiri saat bisa berbagi ilmu dan melihat anak-anak semangat belajar. Motivasinya sederhana, ingin bermanfaat dan membuat anak-anak belajar dengan bahagia,” tuturnya kepada NU Online, Sabtu (18/10/2025).
Nurul dikenal sebagai guru muda yang tidak mudah puas. Di kelasnya, Matematika bukan lagi dianggap momok, melainkan menjadi permainan yang seru dan menyenangkan. Ia rajin menciptakan media belajar kreatif dan memadukannya dengan tren populer di kalangan siswa.
“Saya ingin kelas menjadi tempat yang menyenangkan, di mana anak-anak bisa belajar sambil berkarya, bukan sekadar menghafal,” ujarnya.
Ia banyak menggunakan media digital dan proyek kreatif, seperti membuat infografis, video pembelajaran, dan presentasi menggunakan Canva. Kini, ia juga mulai memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mencari ide atau menulis naskah pendek yang sesuai usia siswa.
Menurut Nurul, tren dapat menjadi jembatan agar pembelajaran terasa relevan dan dekat dengan dunia anak-anak.
“Kalau guru mau peka dengan lingkungan dan tren yang disukai siswa, ide-ide baru akan selalu datang,” kata alumni IKIP PGRI Bojonegoro itu.
Salah satu keberhasilannya adalah ketika ia mengadaptasi tren drama Squid Game yang sedang populer ke dalam kegiatan belajar. Ia menciptakan aktivitas bernama Dalgona Challenge Matematika. Ia mengajak siswa membuat pola geometri dari plastisin, kemudian menebak atau membentuk ulang sesuai instruksi soal.
“Anak-anak jadi semangat, karena merasa belajar sambil bermain,” jelasnya.
Selain itu, Nurul juga mengembangkan permainan Math Fish: Pancing Soal Matematika dan Seblak Prasmanan Sudut Matematika. Dalam Math Fish, siswa menggunakan pancingan kayu bermagnet untuk “memancing” soal-soal Matematika berbentuk ikan. Sementara dalam Seblak Prasmanan, konsep geometri disajikan melalui menu seblak imajiner.
“Anak-anak memilih toping seblak berisi gambar sudut, lalu menjawab soal sesuai toping yang diambil,” jelasnya.
Metode-metode unik tersebut membuat pembelajaran di kelasnya jauh dari kata membosankan. Tak heran jika siswa selalu antusias setiap kali ia membawa alat atau media baru.
Keberhasilan Nurul dalam mengembangkan metode pembelajaran tidak lepas dari dukungan lingkungan madrasah. Ia bersyukur karena madrasah tempatnya mengajar memberi ruang luas bagi guru untuk berinovasi.
“Alhamdulillah, fasilitas di madrasah kami sudah cukup mendukung, jadi saya bisa lebih leluasa berkreasi. Dukungan dari Kepala Madrasah dan rekan-rekan guru juga luar biasa, jadi setiap ide bisa dikembangkan bersama,” tuturnya.
Ia juga gemar berbagi. Melalui forum Kelompok Kerja Guru (KKG) dan diskusi santai di madrasah, Nurul sering mengajak rekan-rekan guru mencoba ide pembelajaran yang sama. Ia percaya, inovasi akan lebih kuat bila dilakukan bersama.
Dari aktivis menjadi guru inovatif
Di luar kelas, Nurul dikenal aktif berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Bojonegoro pada 2018-2020 dan kini menjadi Koordinator Bidang Media, Penelitian, dan Pengembangan di PC Fatayat NU Bojonegoro. Aktivitas tersebut mengasah kemampuannya berkomunikasi dan berjejaring, dua hal penting bagi seorang pendidik masa kini.
Selain mengajar dan berorganisasi, perempuan yang tinggal di Dusun Barek, Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen, ini juga memberikan les privat bagi anak-anak di sekitar rumahnya.
“Biasanya saya juga les privat di rumah dengan beberapa anak-anak tetangga,” katanya.
Nurul juga aktif berbagi ilmu dan pengalaman dengan guru lain. Ia sering membagikan tutorial pembuatan media pembelajaran interaktif melalui akun Tiktok pribadinya, @yunkafifah, sebagai bentuk kontribusi untuk menumbuhkan semangat inovasi di kalangan pendidik.
Berkat kegigihannya, Nurul meraih penghargaan Terbaik II sebagai Guru Inovatif tingkat Jawa Timur dalam Ma’arif Award 2025. Baginya, inovasi tidak harus lahir dari hal besar. Ia percaya perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, asal dilakukan dengan hati.
“Penghargaan atau apresiasi bukan akhir, tapi awal perjalanan baru untuk terus belajar dan berbagi,” katanya merendah.
Harapan Nurul sederhana, namun bermakna. Ia ingin madrasah-madrasah di Bojonegoro dan Jawa Timur semakin dikenal sebagai lembaga yang kreatif, unggul, dan berkarakter.
“Saya ingin terus berbagi praktik baik, berkolaborasi dengan rekan-rekan guru, dan membantu menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan untuk anak-anak,” ujarnya.
Meski berasal dari keluarga sederhana, almarhum ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan dan ibunya seorang penjahit, Nurul tumbuh dengan semangat kuat untuk terus belajar, menginspirasi, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Dari ruang kelas kecil di pelosok Bojonegoro, Nurul Afifah membuktikan bahwa menjadi guru inspiratif tidak harus menunggu fasilitas megah atau kurikulum canggih.
Cukup dengan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, kemampuan memanfaatkan tren, serta keberanian berinovasi, kegiatan belajar dapat berubah menjadi pengalaman yang mengasyikkan dan bermakna.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
Terkini
Lihat Semua