Pejabat Pemerintah Perlu Kembangkan Sikap Rendah Hati
NU Online · Rabu, 10 September 2025 | 15:00 WIB
Mudir ‘Ali JATMAN KH Ali Masykur Musa saat Mauidhah Hasanah dalam Haul KH Adlan Aly dan Manaqib Kubro sekaligus Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan keluarga besar Pondok Pesantren Putri Walisongo, Mualimmat dan JATMAN Cukir, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Selasa (9/9/2025) malam. (Foto: dok. JATMAN)
Ahmad Naufa
Penulis
Jombang, NU Online
Bangsa Indonesia perlu lebih mendalami, menghayati dan menerapkan sifat tawaduk secara kolektif dan luas kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya kepada para pemimpinnya yang sedang diberi amanah menjabat di lingkungan pemerintahan negara, baik di eksekutif, legislatif maupun di jajaran yudikatif.
Tawaduk adalah sikap rendah hati yang tercermin dalam perilaku dan tindakan sehari-hari: tidak sombong serta tidak merasa lebih baik dari orang lain, baik dalam hubungan dengan sesama manusia maupun di hadapan Allah SWT. Sikap ini merupakan salah satu akhlak terpuji dalam Islam yang menunjukkan penghargaan terhadap orang lain dan keterbukaan untuk menerima kebenaran tanpa memandang siapa yang menyampaikannya.
Demikian penekanan yang disampaikan oleh Mudir ‘Ali Idarah ‘Aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) Prof KH Ali Masykur Musa saat memberikan Mauidhah Hasanah dalam Haul KH Adlan Aly dan Manaqib Kubro sekaligus Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan keluarga besar Pondok Pesantren Putri Walisongo, Mualimmat dan JATMAN Cukir, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Selasa (9/9/2025) malam.
Menurut Kiai Ali, begitu ia biasa disapa, sikap tawaduk itu penting mengingat belakangan ini kepercayaan publik atau masyarakat kepada para pejabatnya, terutama di legislatif dan eksekutif, mulai tergerus oleh sebagian tindakan mereka sendiri yang kurang tawaduk.
Dalam pandangan Kiai Ali, sosok almaghfurlah KH Adlan Aly Pendiri Pondok Pesantren Putri Walisongo dan Mualimmat Cukir Diwek Jombang merupakan sosok yang tawaduk dan patut menjadi teladan kita semua.
“Beliau ini (Kiai Adnan Aly) merupakan sosok teladan bagi kita semua dan kita harus meneladaninya. Beliau ini sangat ‘alim dan juga hafidz, karena beliau ini murid langsung Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, namun beliau selalu merunduk saking tawaduk-nya,” ujar Kiai Ali, sebagaimana rilis yang diterima NU Online.
Sekarang ini, masih menurut Kiai Ali, saat yang tepat bagi para pemimpin dan semua pejabat agar tidak hanya memperbaiki kebijakannya sebagai wujud komitmen untuk menyejahterakan masyarakat luas, tetapi juga mengubah perilakunya dan keluarganya agar lebih tawaduk dan tulus berempati kepada masyarakat atau rakyat.
Sebagaimana ditunjukkan oleh sosok KH Adlan Aly yang sangat mahabbah dan tawaduk kepada gurunya yaitu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dengan mendirikan dan berdakwah kepada masyarakat yang tidak jauh dari Tebuireng, meskipun beliau berasal dari Gresik Jawa Timur.
Sebagai informasi, KH Adlan Aly, pada masanya merupakan ketua pertama JATMAN di Jombang. Pada Muktamar ke-7 JATMAN tahun 1989 di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah, KH Adlan Aly terpilih menjadi Rais Aam JATMAN (saat ini Rais 'Ali).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua