Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Waryono Abdul Ghafur, mengatakan, pada dasarnya tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Namun yang ada adalah pembajakan agama untuk tindakan radikal kekerasan.
Sebab bagi kelompok radikal, pendekatan kebangsaan dengan menggunakan jargon Pancasila akan kontraproduktif. Karena sejak semua kelompok ini tidak percaya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
“Jadi harus kita jawab dengan jargon agama yang mereka pakai. Kalau mereka itu sudah anti NKRI maupun anti Pancasila lalu malah kita suguhi dengan Pancasila, ya makin resisten,” katanya. Tetapi tentunya yang melawan pun juga harus memiliki ilmu agama yang cukup mumpuni juga. Jangan sampai ilmu agamanya pas-pasan lalu kalah sama kelompok itu, lanjutnya.
Oleh karenanya, dalam hal ini, lembaga pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menangkal paham radikal. Karena di lembaga pendidikan itu ada guru, ada dosen yang akan memberikan pemahaman antri-radikalisme keagamaan kepada anak didiknya.
“Misalnya kasus yang menimpa mantan Menko Polhukam Pak Wiranto, Itu kalau saya baca beritanya ya dia (pelaku) miskin, rumah saja masih ngontrak, begitu kan. Tapi kemudian dia mengikuti ajaran agama yang tidak relevan buat hidup dia sendiri, secara sosial ekonomi itu yang kemudian mendorong dia (melakukan aksi radikalisme kekerasan) begitu,” ujar Waryono.
“Padahal di kampung itu ada rapat RT, rapat RW. Itu sangat efektif kalau dimanfaatkan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat. Masyarakat harus diberikan pengertian untuk mewaspadai terhadap penyebaran paham-paham radikal itu yang menyusup dengan membajak atau mengatasnamakan agama. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang itu karena kurangnya memberikan pencerahan kebawah,” katanya mengakhiri.
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua