Pentingnya Menulis dan Pengarsipan dalam PMII
Ahad, 18 April 2021 | 04:30 WIB

Ada banyak latar belakang yang kemudian melahirkan banyak realitas yang terjadi dalam dinamika gerakan PMII itu sendiri.
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tepat berusia 61 tahun tanggal 17 April 2021. Tentu saja di usianya yang ke 61 banyak tantangan yang dihadapi oleh PMII. Di PMII sendiri ada beberapa kemunduran di beberapa tahun terakhir, terutama terkait habitus kader dalam melakukan aktivitas menulis dan kesadaran terkait arsip.
Penulis buku PMII dan Bayang-bayang Revolusi Industri 4.0, Joko Priyono mengatakan hal itu pada Gebyar Harlah Virtual Meet Up Panggung Inovasi Kader Pergerakan yang diadakan PB PMII secara virtual, Sabtu (17/4) sore.
"Di PMII sendiri ada beberapa kemunduran yang saya lihat di beberapa tahun terakhir utamanya adalah terkait mengenai habitus kader dalam melakukan aktivitas menulis," kata Joko Priyono.
Penulis yang juga merupakan kader PMII Surakarta ini mengatakan ada banyak latar belakang yang kemudian melahirkan banyak realitas yang terjadi dalam dinamika gerakan PMII itu sendiri. Pertama adalah perubahan dan transformasi pergerakan. Ia mengatakan zaman yang serba digital ini merupakan sebuah tantangan tersendiri.
"Secara kolektif gerakan PMII kita dihadapkan pada peralihan semuanya, banyak persepsi yang dibawa adalah serba digital, tak terkecuali dalam dunia literasi. Saya misalnya melihat tradisi tulis menulis dalam PMII, baik itu katakanlah dalam media cetak, kemudian media elektronik. Saya kira belum banyak muncul secara kolektif, paling satu atau dua yang dilakukan secara personal," ujarnya.
Lebih lanjut, Joko Priyono mengatakan kemunduran yang kedua adalah terkait dengan kesadaran arsip. Ketika PMII hanya berdebat mengenai kaderisasi PMII di kampus umum, PMII masih dominan atau didominasi kampus berbasis Islam. Itu bisa terpatahkan ketika kemudian mau menelusuri data-data yang telah ada, dan nanti jadi sebuah pertanyaan apakah arsip atau data mengenai dinamika atau perkembangan sejarah gerakan PMII sampai sekarang itu masih ada di Sekretariat PB PMII.
"Mungkin Sahabat-sahabat Ciputat misalkan masih bisa mengakses ataupun ingat, ataupun mendapatkan cerita sejarah tentang PMII awal lahir di Ciputat, diinisiasi oleh Pak Chotibul Umam yaitu dengan menerbitkan sebuah buku. Kemudian di Ciputat juga lahirlah tiga tahun, Sewindu PMII yang juga diinisiasi oleh Pak Chotibul Umam," ia memberikan contoh.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
3
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
4
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
5
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
6
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
Terkini
Lihat Semua