KSP Sebut Jokowi Pilih Kiai Ma’ruf Karena Ide Perekonomian Umat
Kamis, 8 Agustus 2019 | 23:00 WIB
“Ekonomi umat inilah yang menjadi rasa simpati Pak Jokowi untuk menggandeng Pak Ma’ruf Amin. Pak Makruf amin akan bertanggung jawab terhadap ekonomi umat ini,” kata Burhanuddin saat mengisi mengisi Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Pengurus Pusat Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (8/8). FGD mengusung tema Mengukur Keberpihakan Anggaran dan Refleksi RAPBN 2020.
Ia pun menyarankan P2N agar turut serta dalam pemberdayaan ekonomi umat, yakni kalangan menengah ke bawah. Menurutnya, jika P2N mampu mampu berpartisipasi, maka dapat mengangkat perekonomian Nahdliyin.
“Melalui P2N ini, ekonomi Nahdliyin yang selama ini masih termarjinalkan, bisa masuk ke tengah. Saat ini ekonomi NU belum masuk ke tengah, tapi masih di pinggir,” ucapnya.
Untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi umat, langkah konkret telah mulai dilakukan pemerintahan Jokowi, yakni dengan mendirikan bank wakaf mikro. Untuk sementara ini, bank wakaf mikro baru diluncurkan di beberapa tempat di Banten dan Jawa Barat.
Katanya, melalui bank wakaf mikro, masyarakat yang ingin wirausaha, tapi tidak memiliki modal, bisa meminjam uang di bank tersebut tanpa agunan atau jaminan dengan sejumlah aturan yang ditentukan.
“Nah, minjam di bank wakaf mikro ini gak punya agunan, Pak. Untuk sementara yang saya ketahui, itu kelompok ibu-ibu untuk membantu ekonomi rumah tangga, 3 sampai 5 orang berkelompok, mereka untuk usaha apa, ini minjam di bank wakaf ini, tanpa agunan, di Banten itu sudah jalan,” terangnya.
Ia mengatakan, Nahdliyin sudah selayaknya mendapat perhatian ekonomi dari pemerintah karena selama ini, NU menjadi komponen penting bagi keberlanjutan Indonesia.
“Jadi saya kira fokus daripada visi Indonesia temen-temen P2N segera melirik (pemberdayaan perekonomian umat),” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, KH Ma'ruf Amin mengusung gagasan yang disebut dengan arus baru ekonomi Indonesia. Gagasan itu lahir atas keprihatinannya dengan adanya jurang ketimpangan ekonomi antara sebagian besar rakyat dan segelintir konglomerat.
Kondisi ini, menurut Kiai Ma’ruf, diakibatkan kebijakan ekonomi nasional yang menggunakan sistem lama, yakni dari atas ke bawah. Melalui gagasannya itu, ia ingin membalik arah kebijakan tersebut menjadi pola pembangunan ekonomi dari bawah, yakni berbasis umat. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua