Tiga Akademisi NU Banten Wakili Indonesia di Konferensi Internasional
Jumat, 21 Agustus 2020 | 11:45 WIB
Pamflet Konferensi Internasional di Malaysia, yang akan diikuti oleh tujuh akademisi NU Banten. (Foto: NU Online/Rahman)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Serang, NU Online
Tiga Akademisi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten lolos seleksi Konferensi Internasional Malaysia. Tiga akademisi tersebut yakni Ali Muhtarom, Masykur Wahid, dan Dedi Sunardi. Mereka adalah dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten yang berhak mewakili Indonesia untuk mengikuti kegiatan Konferensi Internasional bersama perwakilan sejumlah negara Asia Tenggara.
Ali Muhtarom adalah Wakil Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PWNU Banten. Dedi Sunardi adalah Ketua Lembaga Bantuan Hukum PWNU Banten. Sementara Masykur Wahid adalah pengurus di Lakpesdam PWNU Banten.
Makalah tiga akademisi NU ini diuji pada kegiatan International Conference on Human Sustainability, UTHM-Malaysia yang digelar secara virtual, Selasa (19/8) lalu. Konferensi melibatkan perguruan tinggi dari empat negara yaitu Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Mustasyar PWNU Banten yang juga Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Prof H Fauzul Iman mengatakan, konferensi internasional itu memiliki nilai positif sebagai sarana penguatan dan pengembangan akademik kelembagaan perguruan tinggi. Dia mengapresiasi apa yang telah diraih tiga kader muda NU itu, termasuk 4 dosen lain yang berhasil lolos ke Konferensi Internasional tersebut. Mereka adalah Naf’an Tarihoran, Sholahuddin Al Ayubi, Andi Rosa, dan Ade Fakih Kurniawan.
Intinya, ucap Rektor Fauzul, kegiatan yang digagas oleh Universiti Tun Hussein Onn Malaysia tersebut membawa pengaruh positif untuk pengembangan SDM di UIN Banten terutama dalam mempersiapkan percepatan pencapaian guru besar.
“Program ini memiliki nilai positif dalam menguatkan kelembagaan kampus. Melalui program semacam ini, kolaborasi antar perguruan tinggi akan semakin terbangun. Kemudian juga program seperti ini akan menambah jejaring keilmuan bagi para dosen yang nantinya akan berdampak positif pada penguatan SDM untuk mempercepat ketersediaan guru besar,” kata Fauzul Iman dalam keterangan resmi yang diterima NU Online, Jumat (21/8).
Di forum internasional itu, Masykur Wahid mengangkat tema Reviving Religious Moderation for World Peace from the Religious Moderation House in Indonesia. Secara ringkas tema ini menjelaskan kontribusi pendirian rumah moderasi beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) untuk menebar pemikiran dan gerakan moderasi beragama di Nusantara.
Sedangkan Ali Muhtarom menyampaikan makalah berjudul Salafi-Shia Ideological Contestation in Education: Transnationalization, Development and Network in Shaping Islamic Discourses in Indonesia. Tema itu menjelaskan kontestasi kelembagaan pendidikan dalam perspektif gerakan dan ideologi keislaman transnasional yang secara khusus dikaitkan dengan keberadaan lembaga pendidikan Salafi dan Syiah di Indonesia.
Selanjutnya, Dedi Sunardi mengangkat tema The harmonitation between the regulation of financial service authority and the fatwa of the national sharia council dealing with sharia banking in relation to the principle of legal assurance.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Daftar Barang dan Jasa yang Kena dan Tidak Kena PPN 12%
2
Kronologi Santri di Bantaeng Meninggal dengan Leher Tergantung, Polisi Temukan Tanda-Tanda Kekerasan
3
Bisakah Tetap Mencoblos di Pilkada 2024 meski Tak Dapat Undangan?
4
Hitung Cepat Dimulai, Luthfi-Yasin Unggul Sementara di Pilkada Jateng 2024
5
Bahtsul Masail Kubra Internasional, Eratkan PCINU dengan Darul Ifta’ Mesir untuk Ijtihad Bersama
6
Ma'had Aly Ilmu Falak Siap Kerja Sama Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan
Terkini
Lihat Semua