Tangerang, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menyelenggarakan Workshop Pesantren Hijau di Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an milik Ustadz Yusuf Mansur.
Dalam sambutan pembukaan salah satu jajaran Pesantren Daarul Qur'an, Ustad Asrul Sani, menyampaikan program pesantren hijau sangat sejalan dengan visi yang baru-baru ini sedang digalakan oleh pesantren yaitu penghijauan.
Sementara itu, Yayah Ruchyati, Sekretaris LPBI NU dalam sambutan pembukaan menyampaikan sebagai lembaga yang konsen di isu kebencaan dan lingkungan, LPBI NU akan selalu melibatkan pesantren.
"Pesantren institusi yang sangat efektif sebagai agen perubahan sosial dalam melakukan sosialisasi mitigasi bencana melalui kesadaran lingkungan salah satunya dengan program pesantren hijau ini," kata Yayah.
Program pesantren hijau sendiri didukung oleh Alumni Grant Scheme (AGS) Australia melibatkan tiga pesantren di Jabodetabek salah satunya Pesantren Daarul Quran di Tangerang ini.
Hijroatul Maghfiroh sebagai inisiator program pesantren hijau LPBINU menyampaikan bahwa pesantren yang menjadi jaringan pesantren hijau paling tidak harus mau dan mampu menerapkan salah satu atau lebih dari lima indikator pesantren hijau.
Kelima indikator tersebut adalah menyediakan media kampanye ramah lingkungan; pengelolaan sampah berbasis Bank Sampah Nusantara (BSN), komposting dan 3R; pengelolaan sampah plastik melalui ecobrick; ruang terbuka hijau untuk kebun organik; dan pengelolaan limbah air pesantren.
Workshop digelar 22-23 Fabruari 2020 dengan materi-materi kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan kapasitas stakeholder pesantren dalam mewujudkan indikator di atas.
Hari pertama workshop dilaksanakan di dalam ruangan dengan materi pengetahuan terkait global warming yang disampaikan oleh Hijroatul Maghfiroh dengan metode bedah film.
Sementara materi Asesmen dan Pengelolaan sampah berbasis pesantren disampaikan oleh Fitria Ariani, direktur BSN dengan menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.
Sementara hari kedua seluruh peserta workshop yang terdiri dari 25 santri bidang kebersihan Osis Daarul Qur'an (Osdaqu), dan sepuluh ustadz-ustadzah pendamping mendapatkan pengetahuan dengan praktik langsung di luar kelas bersama para ahli. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok masing-masing kelompok mengikuti praktik kebun organik, komposting dan biopori, serta kreativitas recycle.
Usai rangkaian kegiatan workshop, dilanjutkan dengan diskusi pembentukan jaringan pesantren hijau. Satu minggu ke depan divisi kebersihan Osdaqu, siap mengirimkan daftar nama jajaran kepengurusan dan program kerja timnya yang akan menjadi santri garda pesantren hijau.
Ali dari kelas 10 SMA Daarul Qur'an yang merupakan wakil ketua divisi kebersihan Osdaqu menyatakan kebahagiannya. "Kami seneng banget dengan kegiatan kayak gini. Kan tahunya bagian kebersihan ngurusin kebersihan pesantren. Ternyata ada pesantren hijau yang belajar banyak banget hal baru," katanya.
Sebagai penutup LPBI NU kemudian mengesahkan pesantren tahfidz Daarul Quran sebagai jaringan pesantren hijau LPBI NU dengan secara simbolis memberikan papan nama Jaringan Pesantren Hijau LPBI NU.
Editor: Kendi Setiawan