Beragama dengan Riang Gembira Bersama Gus Baha
Rabu, 16 Desember 2020 | 11:05 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Gus Baha atau kiai dengan nama lengkap KH Bahauddin Nursalim belakangan cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Ceramah-ceramahnya di kanal youtube selalu ditunggu-tunggu kelompok milenial Muslim.
Hal itu bisa dibuktikan dari setiap tayangan video yang diunggap salah satu akun jamaah pengajiannya. Ceramah-ceramahnya tersebut selalu ramai ditonton. Dalam satu hari saja, tayangan ceramah Gus Baha bisa mencapai ribuan penonton.
Santri KH Maimoen Zubair ini merupakan pendakwah yang menampilkan citra Islam yang rileks, mudah dan bahagia. Orang-orang yang menyimak pengajian Gus Baha cenderung riang gembira Pendengar menjadi lebih paham bahwa Islam yang kita anut ini sebagai agama yang mudah, agama yang tidak mempersulit hamba-Nya.
Tak ayal, Gus Baha kerap menyebut bahwa beragama itu harus dilalui dengan rasa bahagia. Gus Baha justru menganggap aneh jika orang yang punya Tuhan tetapi hidupnya penuh dengan emosi, sering kecewa dan terlalu serius. Itulah sebabnya dalam setiap pengajian Gus Baha selalu terdengar dan tergelak tawa bahagia dari para jamaahnya.
Namun, yang juga harus tahu dari sosok Gus Baha, beliau merupakan fenomana baru dalam konteks dakwah di dunia virtual. Gus Baha tetap mempertahankan unsur lokalitasnya, ceramah-ceramah Gus Baha mampu masuk ke berbagai lingkaran pendengar. Tidak hanya itu, Gus Baha dan ceramah-ceramahnya mampu melampaui batas-batas ideologi dan sekat-sekat antropologis di tengah terkotak-kotaknya medan dakwah di dunia virtual.
KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: NU Online)
Dengan tampilannya yang khas dan sosoknya yang apa adanya, Gus Baha dengan cepat menjadi role model seorang kiai, tokoh agama, dan ulama yang kosmopolit nan dekat dengan masyarakat. Jika kita menelusuri tayangan-tayangan pengajian Gus Baha di platform media sosial atau Youtube, bisa diperhatikan materi-materi Gus Baha yang cenderung menggunakan logika Al-Qur’an. Belum lagi materi cara menjadi wali dan substansial ibadah menjadi tema yang tak pernah dilepaskan oleh seorang Gus Baha.
Mungkin bagi sebagian masyarakat awam, materi-materi dakwah Gus Baha ‘bikin mumet’. Tetapi dengan cara Gus Baha yang menjelaskan dengan gaya yang mudah ditangkap, tema-tema kelas tinggi tersebut mampu membumi dan melunak dalam pemahaman jamaah dan para pendengar setianya.
Gus Baha merupakan ulama Nahdlatul Ulama (NU) asal Nurukan, Krangan, Jawa Tengah. Beliau adalah ahli tafsir yang memiliki pengetahuan yang mendalam seputar Al-Qur’an. Gus Baha menjadi dambaan masyarakat Muslim Indonesia di tengah hiruk pikuk masalah keagamaan yang menyelimuti bangsa Indonesia.
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini seolah tidak pernah reaktif terhadap setiap dinamika yang terjadi di Indonesia. Namun, melalui pengajian-pengajiannya di Masjid atau Mushola, Gus Baha selalu mengungkap hal-hal yang seyogyaganya menjadi solusi bagi masyarakat era sekarang dalam menghadapi fenomana hidup.
Gambaran di atas menjadi bagian terkecil yang dungkap buku ‘Islam Santuy ala Gus Baha’ yang disunting oleh M Khoirul Huda dan diedit oleh Hilmy Firdausy. Buku ini sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini agar tidak salah kaprah memaknai Islam. Ada lima bagian dari buku yang diterbitkan Harakah Books tersebut.
Bagian pertama terdiri dari, biografi Gus Baha, nasab dalam pandangan Gus Baha, serta ulasan Kang Rukhin dan Kang Mustofa yang riang gembira dalam beragama. Sedangkan bagian kedua, terdiri dari; ulasan tetap beribadah meski belum bisa lepas dari maksiat, ulasan ceramah Gus Baha tentang dimensi sosial dan aspek solidaritas dalam ibadah. Bagian ketiga sampai bagian kelima silakan dapat membaca ya guys!
Peresensi: Abdul Rahman Ahdori
Identitas buku
Judul Buku: Islam Santuy ala Gus Baha
Penyuting: M. Khoirul Huda
Editor: Hilmy Firdausy
Penerbit: Harakah Book
Terbit : 2020
Tebal: 170 hal
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua