Rais Aam PBNU: Ilmu Pengetahuan Tak Lagi Selaras dengan Moralitas
Ahad, 28 September 2008 | 01:25 WIB
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sahal Mahfudz menilai, di zaman modern ini, banyak ilmu pengetahuan yang sudah tak selaras lagi dengan moralitas. Ada banyak nilai kearifan yang tercerabut dari moral pendidikan.
Kiai Sahal—begitu ia akrab disapa—mengatakan hal tersebut dalam diskusi sosialisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAI Mafa), Kajen, Pati, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.<>
Ia menambahkan, konsep ilmu pengetahuan dan perilaku manusia tak lagi konsisten. Artinya, ilmu yang dipelajari tak memberikan manfaat nyata kepada masyarakat luas.
”Seharusnya, ilmu dan amaliah (perbuatan) merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan,” ujar Kiai Sahal yang juga Pengasuh Pesantren Mathali’ul Falah, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Munawir Aziz.
Merosotnya kualitas sarjana di negeri ini, menurut dia, karena konsep pendidikan di perguruan tinggi terlalu ‘kering’. ”Dosen pengajar di perguruan tinggi sekarang ini tak lagi menjadi pendidik, tetapi menjadi pekerja saja. Tanggung jawab moral dan akademis untuk mencerdaskan mahasiswa tidak tampak nyata,” pungkasnya.
Banyak dosen di perguruan tinggi memiliki pemikiran bahwa mengajar merupakan pekerjaan saja, dan tak ada hubungannya dengan membantu mahasiswa, mencerdaskan moral dan membimbing pengamalan ilmu.
”Saya sudah beberapa tahun menjadi rektor, jadi tahu watak dosen. Mayoritas dosen berpikiran bahwa mengajar itu sebuah pekerjaan saja. Jadi, tak berhubungan dengan amaliah dari ilmu yang didapatkan,” jelas Kiai Sahal.
Sosialisasi pengembangan STAI Mafa itu dihadiri puluhan ulama, kepala sekolah, dan kalangan muda NU. Perguruan tinggi yang didirikan oleh Mathali’ul Falah untuk mencetak kader dan sarjana yang siap pakai.
Wacana pembangunan STAI Mafa sudah lama bergulir, tetapi baru disepakati tahun ini. Desakan dari alumni untuk mendirikan perguruan tinggi, akhirnya direspons serius oleh pengelola yayasan.
Ide pembangunan STAI Mafa berawal dari kegelisahan untuk menciptakan konsep perguruan tinggi yang berbasis pesantren. Karena, pendidikan pesantren berusaha mengamalkan ilmu yang didapatkan. (rif)
Terpopuler
1
Khatib Tak Baca Shalawat pada Khutbah Kedua, Sahkah?
2
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
3
Masyarakat Adat Jalawastu Brebes, Disebut Sunda Wiwitan dan Baduy-nya Jawa Tengah
4
Jalankan Arahan Prabowo, Menag akan Hemat Anggaran dengan Minimalisasi Perjalanan Dinas
5
Wacana AI untuk Anak SD, Praktisi IT dan Siber: Lebih Baik Dimulai saat SMP
6
Menag Nasaruddin Umar: Agama Terlalu Banyak Dipakai sebagai Stempel Politik
Terkini
Lihat Semua