Nasional

5 Tips Ajarkan Rasa Tanggung Jawab kepada Anak Menurut Psikolog

Sabtu, 11 Mei 2024 | 10:30 WIB

5 Tips Ajarkan Rasa Tanggung Jawab kepada Anak Menurut Psikolog

Ilustrasi seorang ibu dengan anak perempuannya. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Anak-anak sering kali melakukan perbuatan yang tak dikehendaki orang dewasa, seperti merusak barang orang lain atau temannya. Menormalisasi perilaku anak yang seperti itu tentu bukanlah hal baik, tetapi orang tua terkadang justru memakluminya dengan kalimat: "Namanya juga anak-anak."


Karena itu, rasa tanggung jawab sangat perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Meski begitu, proses pengajarannya tentu saja tidak mudah dan membutuhkan waktu panjang. 


“Sebagai orang tua kita tentu ingin anak kita menjadi anak yang beradab dan bertanggung jawab. Dalam situasi ini wajar jika kita sebagai orang tua merasa bingung menghadapinya,” kata CEO Psikologi Klinis Welas Asih Consulting Semarang Bianglala Andriadewi dalam tayangan Youtube NU Online, dilihat Sabtu (11/5/2024).


Bianglala kemudian memberikan beberapa tips atau cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak. 


1. Tangani situasi dengan tenang

Ketika mendapati anak merusak barang milik orang lain, ada baiknya kita sebagai orang tua tidak perlu panik berlebihan. Sebaiknya ambil jeda terlebih dahulu, sebelum akhirnya berbicara kepada anak.


2. Dorong anak untuk berkata jujur

Untuk mendorong anak berkata jujur, ada baiknya ciptakan ruang terbuka ketika anak merasa ingin menyampaikan apa yang menjadi kesalahannya. Setelah itu, apresiasi kejujuran anak dan tekankan bahwa kesalahan merupakan bagian dari  pembelajaran.


3. Ajarkan empati

Bantu anak untuk memahami bahwa tindakannya bisa mempengaruhi orang lain. Cara membantunya melalui berdiskusi tentang perasaan teman yang dirusak mainannya. Bisa dengan cara mengajukan pertanyaan seperti: "Bagaimana perasaanmu jika seseorang melakukan itu kepada mainan kesayanganmu?"


4. Minta maaf dan akui kesalahan

Mengajarkan anak untuk bersungguh-sungguh meminta maaf kepada temannya atas kerusakan yang terjadi. Dengan cara mendorong mereka menggunakan kalimat seperti: "Maafkan aku ya, karena telah merusak mainanmu. Aku tidak bermaksud seperti itu."


5. Ajarkan pemecahan masalah

Memandu anak menemukan cara alternatif untuk mengatasi situasi tanpa menyebabkan kerusakan atau bahaya. Kemudian dorong anak untuk memikirkan konsekuensi yang potensial sebelum melakukan tindakan tertentu.


“Mengajarkan tanggung jawab adalah proses yang berkelanjutan. Bersabarlah, konsisten, dan berikan dukungan saat anak-anak belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka,” jelas Bianglala.