Nasional

Barang Langka, Santri Yanbu’ul Qur’an Kudus Ciptakan Gel Pembersih Tangan 'HandSo-20'

Rabu, 25 Maret 2020 | 00:00 WIB

Barang Langka, Santri Yanbu’ul Qur’an Kudus Ciptakan Gel Pembersih Tangan 'HandSo-20'

Gel pembersih tangan buatan santri Kudus, Jateng (Foto: NU Online/Ahmad Hanan)

Kudus, NU Online
Menyikapi kelangkaan gel pembersih tangan (hand sanitizer) yang ada di pasaran, Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan (PTYQM) Kudus melalui Departemen Inovasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang ada di pesantren tersebut berinisiatif membuat sendiri cairan pembersih tangan sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia atau WHO.
 
“Di tengah wabah Corona ini, saya memberikan tugas kepada mereka untuk membuat gel pembersih tangan yang sedang langka di masyarakat. Saya mengajak lima orang, dua dari siswa kelas 7 dan tiga lainnya dari kelas 8,” ungkap Kepala MTs Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Yuniar Fahmi Lathif kepada NU Online, Selasa (24/3).
 
Menurutnya, pembuatan cairan ini adalah sebagai bentuk tanggap terhadap wabah virus Corona yang tengah menyebar saat ini. “Kenapa produk cairan ini dibuat? Karena kelangkaan gel pembersih tangan di pasaran, kalaupun ada harganya mahal,” tambahnya.
 
Dikatakan, bahwa kelompok kecil yang beranggotakan lima orang tersebut mempunyai dua hasil penelitian. Pertama adalah yang murni tanpa campuran bahan kimia dan yang kedua adalah yang dicampuri dengan bahan kimia.
 
“Pada penelitian ini yang dibuat adalah yang sudah sesuai dengan standar dari WHO. Ada dua macam produk yang dihasilkan. Yang pertama murni alami, tanpa bahan kimia. Kemudian yang kedua adalah kombinasi antara bahan kimia dan alami,” ungkapnya.
 
Ustadz Yuniar sapaan akrabnya mengutarakan bahwa ada perbedaan pada kedua jenis produk yang dihasilkan. Perbedaan itu terletak pada ketahanan penyimpanan.
“Untuk yang terbuat murni dari bahan alami hanya bertahan selama empat hingga tujuh hari,” tukasnya.
 
Dirinya kemudian menceritakan proses saat pembuatan gel pembersih tangan yang murni dari bahan-bahan yang berasal dari alam.
 
“Enam hingga sembilan helai daun sirih dipotong kasar. Kemudian direbus dengan air 60ml. Setelah itu ditambah dengan dengan tiga potong lidah buaya yang telah diambil dagingnya, dipotong kecil-kecil, kemudian diblender, setelah itu dikasih kira-kira air 60ml, kemudian diblender lagi. Setelah itu disaring. Hasil saringan lidah buaya dan daun sirih digabung dan dikocok-kocok. Setelah itu produk dinyatakan siap,” bebernya.
 
Disampaikan, produk yang telah dihasilkan oleh para santri tersebut sementara ini baru digunakan untuk memenuhi keluarga besar pesantren ini, yakni santri, ustadz, dan keluarga ustadz.
 
“Kemudian jika nantinya sudah mencukupi kebutuhan pesantren, tidak menutup kemungkinan akan didistribusikan juga ke luar pesantren,” urainya.
 
“Karena memang harga yang kami jual tidak untuk bisnis, harga yang kami patok ada di bawah pasaran. Karena memang tujuan kita adalah agar bisa digunakan semua orang,” imbuhnya.
 
Ia melanjutkan, dengan memberikan penjelasan makna dari nama produk ini, yakni HandSo-20. Menurutnya itu adalah singkatan dari Hand Sanitizer & Shalawat Tibbil Qulub. 
 
“Produk ini bertujuan untuk memadukan usaha lahir dan bathin. Itu sesuai dengan nama yang kami berikan. Jadi ketika menggunakan, kami juga mengedukasi kepada santri atau siapapun yang menggunakan untuk selalu bershalawat,” ujarnya.
 
Dikatakan, Hansho-20 merupakan produk usaha lahir dan batin. Usaha lahirnya berupa menggunakan gel pembersih tangan dan usaha bathinnya adalah dengan membaca shalawat Thibbil Qulub yang kita tahu memiliki khasiat yang luar biasa dan shalawat itu berguna untuk segala hal.
 
“Salah satu harapan dengan shalawat ini adalah agar masyarakat tidak panik. Kadang secara teori medis kita sudah bersih, menggunakan sabun dan gel pembersih tangan. Karena yang namanya hati itu tidak bisa hanya dengan lahiriyah, dengan shalawat harapan kami bisa turut menentramkan,” pungkasnya.
 
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Abdul Muiz