Nasional

Duta Besar Swedia Terkesan dengan Inisiasi PBNU dalam Dialog dan Rekontekstualisasi Ajaran Agama

Jumat, 4 Oktober 2024 | 11:00 WIB

Duta Besar Swedia Terkesan dengan Inisiasi PBNU dalam Dialog dan Rekontekstualisasi Ajaran Agama

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia dan ASEAN, Daniel Blockert di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Jumat (4/10/2024). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube TVNU)

Jakarta, NU Online

Duta Besar Swedia untuk Indonesia dan ASEAN, Daniel Blockert, mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Jumat (4/10/2024).


Kehadirannya di PBNU disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di ruangannya. Dalam kesempatan tersebut, Daniel dan Gus Yahya mendiskusikan banyak hal, salah satunya dialog lintas agama.


"Banyak hal yang kami diskusikan, tetapi satu yang terpenting adalah dialog antaragama," ujar Daniel sebagaimana dikutip dari kanal Youtube TVNU.


Ia menjelaskan bahwa saat ini di negaranya, Swedia, sedang ada isu dan persoalan yang sama dengan apa yang kini jadi perhatian mayoritas umat Muslim di seluruh dunia.


"Saya ingin mendiskusikan ini bersama Gus Yahya bagaimana peluang kita bisa bekerja sama, bisa saling memahami dan banyak hal yang bisa kita lakukan bersama," ungkapnya.


Daniel juga menyatakan kekagumannya kepada PBNU sebagai organisasi Muslim terbesar di dunia yang menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak. Hal ini yang kemudian memunculkan rasa penasaran Daniel terhadap NU dan ingin berdialog langsung dengan Gus Yahya.


Selain itu, ia juga merasa terinspirasi karena sikap terbuka NU dengan mengedepankan dialog dan inisiatif dalam merekontekstualisasi ajaran agama dengan hal yang terjadi saat ini.


"Walaupun ini adalah organisasi keagamaan, ini adalah salah satu organisasi yang pertama-tama sangat tertarik dengan dialog. Bahkan, kepada dialog-dialog yang sulit sekalipun yang saya yakin tidak mudah melakukannya," ujar sosok kelahiran Stockholm, Swedia ini.


Ia menambahkan, "Saya juga sangat terkesan dengan adanya inisiasi PBNU dalam merekontekstualisasi untuk menjadikan agama dalam berbagai konteks persoalan saat ini."


Menurut Daniel, rekontekstualisasi ajaran agama tidak hanya terbatas pada ajaran Islam saja tetapi juga mungkin perlu diterapkan dalam agama lain dalam relevansi dengan zaman.


Dengan kunjungan ini, Daniel berharap ke depannya akan ada kerja sama antara PBNU dan Swedia, terutama dalam dialog-dialog lintas iman.


Gus Yahya menerima kunjungan Daniel Blocker didampingi oleh Ketua PBNU Prof Rumadi Ahmad dan Fahmi Akbar Idris, serta Wasekjen PBNU Safira Machrusah.