Gus Mus Sebut Keselamatan Dunia dan Akhirat sebagai Nalar Politik Mbah Dim
NU Online · Sabtu, 18 Juni 2022 | 10:00 WIB
Ahmad Hanan
Kontributor
Kendal, NU Online
KH Ahmad Mustofa Bisri mengatakan bahwa sosok KH Dimyati Rois memiliki jalan politik yang mengayomi siapa saja agar bisa selamat dunia dan akhirat.
Pernyataan ini ia sampaikan saat acara peringatan 7 hari wafatnya pengasuh Pesantren Al-Fadhlu wal Fadhilah Kaliwungu Kendal yang dilaksankan pada Kamis (16/6/2022) malam di pesantren tersebut.
“Politiknya Kiai Dim itu bagaimana menjadikan orang-orang bisa selamat dunia dan akhirat,” ucap Gus Mus, sapaan akrabnya.
“Maka dari itu, saya menyebut Pak Dim itu tidak hanya mengayomi wong cilik saja. Bahkan orang besar juga diayomi juga. Semuanya diayomi,” imbuhnya.
Bahkan, menurut Gus Mus, sosok Mbah Dim dalam berpolitik cenderung menggunakan kitab-kitab kuning dalam mengambil keputusan.
“Yang dijadikan rujukan Pak Dim itu kitab kuning seperti Taqrib. Dulu Taqrib dibaca dan dimaknai secara biasa,” bebernya.
Hal ini sampai membuat pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang ini terheran-heran dengan Mbah Dim yang mampu menggunakan kitab Taqrib dalam berpolitik.
“Tapi kok bisa ya Taqrib digunakan untuk menata negara? Hanya kiai-kiai besar zaman dulu yang bisa seperti itu,” kata Gus Mus.
Dalam kesempatan itu, paman dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya C Staquf ini mengutarakan bahwa Kiai Dimyati meniru cara KH Wahab Hasbullah yang menjadi idolanya dalam berpolitik.
“Karena beliau itu pengagum Kiai Wahab Hasbullah, kiai yang juga politisi tapi rujukannya tidak kepada ilmu-ilmu politik barat, tapi kepada kitab-kitab kuning dan yang semacam itu jarang yang bisa,” ujarnya.
“Jadi berpolitik tapi orientasinya, rujukannya, marji’nya, dalilnya dari kitab kuning,” tambahnya.
Dikatakannya, kiprah Kiai Dimyati di bidang politik sudah sangat lama. Bahkan Mbah Dim juga termasuk salah satu kiai yang mendirikan PKB.
“Yang mendirikan PKB itu antara lain adalah Kiai Dimyati. Saya saksi mata. Saya sering menunggui kiai-kiai yang memiliki semangat berpolitik seperti Kiai Dimyati, Kiai Cholil Bisri, Kiai Idris Lirboyo,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Mus juga menceritakan bahwa Kiai Dimyati sering dijadikan tempat bertanya bagi politisi muda.
“Dulu politisi muda sering bertanya kepada Kiai Dim. Sebab Kiai Dim itu tidak hanya bisa menjelaskan kebijakan-kebijakan yang bagus, tapi juga ada patokan dalil dari kitab-kitab tertentu. Kalau sekarang terus siapa gantinya?” tukasnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Temui Menkum, KH Ali Masykur Musa Umumkan Keabsahan JATMAN 2024-2029
2
Khutbah Jumat: Pentingnya Amanah dan Kejujuran di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
3
Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri
4
AS Kritik Aturan Sertifikasi Halal di Indonesia, Gus Yahya: Kami Punya Kepentingan Lindungi Masyarakat
5
Beasiswa Garuda Buka Kuliah Gratis di Luar Negeri Jenjang S1, Berikut Persyaratan dan Jadwalnya
6
Khutbah Jumat: Kelola Harta dengan Bijak
Terkini
Lihat Semua