Habib Ahmad bin Novel Ingatkan Muslim Jangan Salah Artikan Dunia Hina
Selasa, 16 November 2021 | 04:00 WIB
Muhamad Abror
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pendakwah Habib Ahmad bin Novel bin Jindan mengingatkan, jangan sampai umat Islam salah dalam mengartikan dunia. Menurut dia, tidak semua dunia itu hina. Dunia yang hina adalah hal-hal duniawi yang dapat memutuskan hubungan seorang hamba dengan Allah swt.
"Perlu kita ketahui definisi dunia tercela itu adalah segala perkara yang memutuskan hubungan seseorang dari Allah swt. Apapun itu bentuknya, sekalipun itu wujudnya ibadah yang tampak secara fisik," jelas Habib Ahmad bin Novel saat menjelaskan kitab Risalatul Mu’awanah pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Haul Habib Novel bin Salim bin Jindan di Yayasan Al-Fachriyah, Larangan, Tangerang, Banten, Ahad (14/11/2021).
Menurut dia, selama ini orang sering keliru mengartikan dunia sebagai sesuatu yang hina. Kebanyakan orang ketika mencontohkan dunia yang tercela adalah harta, tahta, wanita, tahta, padahal tidak sepenuhnya benar. Contoh-contoh tersebut hanyalah hal-hal yang seringnya membuat orang terjerumus dalam kehinaan dunia, tergantung siapa yang memakainya.
"Jika kedudukan, harta, dan tahta tidak memutuskan hubungan seseorang dengan Allah. Tapi sebaliknya, mendekatkan dirinya kepada Allah swt, maka itu bukan dari dunia yang tercela. Bahkan merupakan bagian dari ibadah dan akhirat yang diridhai oleh Allah swt,” ujar Habib Ahmad.
Dalam hal ini, dia mencontohkan Nabi Sulaiman. Menurutnya, Nabi Sulaiman merupakan sosok manusia yang memiliki kekayaan tidak terkira. Bahkan memiliki kerajaan yang kemewahannya belum pernah tertandingi oleh raja-jara setelahnya. Tapi, karena ia tidak terbuai dengan dunia yang dimilikinya, Nabi Sulaliman pun jadikan kakayaannya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
"Sebab, duina yang dimilikinya itu sebetas di tangan, bukan ditempatkan di hati dan tidak memutuskan hubungannya dengan Allah, tapi justru semakin mendekatkannya," papar habib kelahiran Jakarta itu.
Habib lulusan Pesantren Darul Musthafa, Hadramaut, Yaman itu menambahkan, kunci agar dunia tidak sampai membuat kita lalai dan terputus dengan Allah swt adalah dengan pandai-pandai mengkondisikan isi hati. Jangan sampai hati kita diisi oleh hal-hal duniawi yang melalaikan.
"Hati itu tempat yang suci, tempat yang istimewa. Jangan kita letakkan sesuatu di dalam hati kita, kecuali untuk sosok yang paling istimewa. Dalam hal ini adalah Allah swt dan Nabi Muhammad saw," imbuhnya.
Dia mengutip perkataan Habib Abdullah al-Hadad yang artinya, fondasi sifat zuhud adalah ketika hati mengetahui bahwa dunia itu teramat hina. Saking hinanya, dunia itu tidak memiliki nilai sedikit pun di sisi Alah, walaupun dibandingkan dengan sayap seekor lalat. Dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula apa-apa yang ada di dalamnya, terkecuali jika dibarengi niat karena Allah. Orang yang mengambil dunia di luar kebutuhannya, tidak akan merasakan kehiaan itu.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua