Madrasah dan Pesantren Bakal Dapat Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Sabtu, 25 Januari 2025 | 08:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pemerintah akan melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat. Program ini akan diterapkan di sekolah, madrasah, dan pondok pesantren. Realisasi program pemeriksaan kesehatan gratis ini dibahas bersama oleh Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kamis (23/1/2025) saat rapat di Kantor Kemenko PMK.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas program ini. Selain teknis, perlu juga dipertimbangkan skala non-teknisnya. Agama dan kepercayaan perlu mendapatkan perhatian. Misalnya, kasus angka kematian bayi tertinggi di satu daerah dan itu ditengarai antara lain karena pemahaman keliru terhadap ayat dan hadits.
"Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir, Kemenag juga sudah melakukan pendekatan-pendekatan terhadap pondok pesantren yang masih berasumsi tentang itu. Misalnya, tentang pemahaman hadits Nabi di mana ada setiap bayi lahir, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat memberikan makanan, pisang, dan lainnya. Karena memang ada haditsnya," kata Menag Nasaruddin Umar dilansir kemenag.go.id.
Pada sejarahnya, lanjut Menag Nasaruddin, suatu saat Rasulullah Saw yang kebetulan sedang makan kurma di rumah, ketika itu ada bayi lahir dan dibawa ke rumah Rasulullah, lalu Rasulullah mengoleskan kurma ke bibir sang Bayi. Bukan dikasih makan sebetulnya.
"Nah, di beberapa daerah di Indonesia ketika ada bayi lahir, karena di Indonesia tidak ada kurma, maka diganti dengan pisang (yang dimakan), dan dimasukkan ke dalam mulut bayi yang baru lahir," kata Menag Nasaruddin Umar memaparkan kekeliruan atas keyakinan masyarakat.
Selain itu, kata Menag, ada juga kasus angka kematian seorang ibu. Tidak boleh ibu-ibu keluar rumah, selama 40 hari setelah melahirkan. Ini karena ada pemahaman keagamaan yang keliru terhadap mereka. Bahkan, kemudian ada juga masyarakat yang menolak vaksin.
"Di sini, pendekatan-pendekatan keagamaan sangat efektif untuk memberikan penerangan kepada masyarakat, memang itu ada haditsnya, tetapi tidak seperti itu pemahamannya. Itu hanya mitos, bukan dalil," terang Menag Nasaruddin Umar.
Selain itu, jelas Menag Nasaruddin Umar, menyangkut masalah halal. Contoh kasus, pada saat Covid-19, MUI belum mengeluarkan fatwa halal terkait hal ini. Sesungguhnya, dalam keadaan darurat itu boleh. Jadi, antara pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat, dan tokoh agama harus ada sinergi komunikasi yang baik.
"Terkait teknis, kami memiliki 42 ribu pondok pesantren se-Indonesia, dan memiliki santri kurang lebih 22 juta-an. Ketika satu santri sakit, tentu (berpotensi) akan menularkan penyakit ke santri lainnya," jelas Menag Nasaruddin Umar.
Bagi Menag Nasaruddin Umar, hal ini perlu ada inisiasi lebih awal dari Kemenkes untuk sosialisasi ke pondok pesantren. Karena, dominan penyakit di pondok pesantren itu gatal-gatal, kulit, batuk, dan demam.
"Ini perlu mendapatkan perhatian. Kami dari Kemenag, tentu akan memberi penjelasan secara agama dalam memaknai teks hadis atau ayat. Terkait Medis, kami mohon bantuan dari Kemenkes," tegas Menag Nasaruddin Umar.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa program pemeriksaan kesehatan gratis bisa dilaksanakan mulai tahun ajaran baru. Menurutnya, kesehatan generasi muda penting menjadi perhatian karena berdampak bagus pada produktivitas kehidupan mereka.
"Pada tahun ajaran baru ini screening akan dilakukan. Alatnya nanti kita akan suplai," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Ada sekitar 65 jutaan siswa sekolah dan madrasah. Pada prinsipnya, semakin sehat siswa tentu akan semakin produktif. Nantinya, medical chek-up nya dilakukan di kantor atau klinik masing-masing," lanjut Budi Gunadi Sadikin.
Terkait data, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pihaknya akan menggunakan data saat pandemi Covid-19 pada sistem Peduli Lindungi, semua berbasis NIK. Ada namanya Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK).
"Minggu depan kita akan mulai sosialisasi ke Pondok Pesantren dan Madrasah melalui Dokter-dokter pada Ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah (Muslimat, Fatayat, dan Aisyiyah). Karena mereka-mereka ini menguasai ilmu kesehatan juga ilmu keagamaan," tandas Budi Gunadi Sadikin.
Terpopuler
1
PBNU Nyatakan 11 Organisasi Ini Bukan Bagian dari Perangkat Perkumpulan NU
2
Ini Amalan Jumat Terakhir Bulan Rajab, Bisa Jaga Keberkahan Rezeki Sepanjang Tahun
3
Gus Baha Jelaskan Pemahaman yang Bisa Rusak Tauhid tentang Peristiwa Isra Miraj
4
Khutbah Jumat: Mengenal Baitul Ma’mur dan Hikmah Terbesar Isra’ dan Mi’raj
5
Syekh Nashiruddin Isham Al-Azhar: Harus Ada Orang Indonesia yang Pimpin Umat Islam Dunia
6
7 Penerima Penghargaan Pesantren dalam Malam Anugerah Pendidikan NU
Terkini
Lihat Semua