Nasional

P2G Soroti Dampak Pemangkasan Anggaran Pendidikan terhadap Guru dan Sekolah

Jumat, 14 Februari 2025 | 14:00 WIB

P2G Soroti Dampak Pemangkasan Anggaran Pendidikan terhadap Guru dan Sekolah

Gambar ini hanya sebagai ilustrasi. Anak-anak sekolah dasar sedang menyantap Makan Bergizi Gratis. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (Kornas P2G) Satriawan Salim menyoroti pemangkasan anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang berkurang sebanyak 8 triliun, dari Rp33,5 triliun menjadi Rp25 triliun, sebagai imbas dari kebijakan Presiden Prabowo Subianto mengenai efisiensi anggaran.


Satriawan menyampaikan bahwa efisiensi anggaran berdampak langsung pada program-program unggulan Kemendikdasmen, di antaranya kesejahteraan guru, pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, serta implementasi kebijakan pendidikan baru.


“Jangan sampai program-program unggulan Kemendikdasmen menjadi tidak terealisasi, ini berdampak pada pencapaian kualitas pendidikan secara umum, tidak akan mampu mensejahterakan guru, tidak akan mampu meningkatkan kompetensi guru, dan tidak mampu implementasi kurikulum,” ujar Satriawan kepada NU Online, pada Jumat (14/2/2025).


“Apalagi Pak Abdul Mu’ti Menteri Dikdasmen menjanjikan akan mengintegrasikan AI dan coding ke kurikulum, tentu ini akan berdampak kepada pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang AI maupun coding, pelatihan-pelatihan guru mengenai pendekatan deep learning,” tambahnya.


Ia mengatakan bahwa anggaran Rp33 triliun Kemendikdasmen sudah sangat kecil untuk menangani pendidikan PAUD hingga SMA yang mencakup 400 ribu sekolah, lebih dari 50 juta murid, dan 3,3 juta guru.


Dengan pemangkasan itu, ia khawatir banyak program unggulan yang tidak bisa dijalankan, di antaranya Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).


“(Kemendikdasmen) akan melakukan profesi guru dengan target sebanyak 800 ribu guru akan melakukan PPG, tentu pembiayaan PPG ini tidaklah kecil, kalau anggarannya dikurangi, kami (P2G) khawatir program-program unggulan yang akan berdampak pada kesejahteraan dan kompetensi guru itu akan berkurang drastis,” katanya.


Selain itu, Kornas P2G itu menyoroti skema bantuan langsung tunai (BLT) bagi guru honorer yang dijanjikan Presiden Prabowo dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti saat peringatan Hari Guru Nasional 2024. Menurutnya, pemangkasan anggaran akan berisiko menggagalkan program BLT.


“Kesejahteraan guru yang melalui cash atau transfer langsung kerekening guru-guru honorer yang dijanjikan oleh Pak Prabowo dan juga Mendikdasmen waktu Puncak Hari Guru Nasional tanggal 28 November 2024 di Rawamangun, ini yang kami (P2G) khawatirkan nanti tidak akan terealisasikan,” ucapnya.


Dampak terhadap bantuan pendidikan

Satriawan juga mengkhawatirkan dampak pemangkasan anggaran terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP).


BOS selama ini telah membantu operasional sekolah bisa berkurang yang mengakibatkan naiknya biaya pendidikan yang harus ditanggung orang tua.


“Anggaran BOS per siswa misalnya di tingkat SMA hanya sekitar Rp1-1,5 juta per tahun. Jika dipotong, pembiayaan pendidikan di sekolah makin besar dan akses sekolah makin mahal, ini akan meningkatkan beban orang tua siswa,” ucapnya.