Bogor, NU Online
Seri Nasional Liga Santri Nusantara musim 2019 berlangsung dengan jadwal yang ketat. Mulai dari babak penyisihan Selasa (5/11) hingga Kamis (7/11), rata-rata tiap kesebelasan melakukan pertandingan dua kali dalam sehari. Akibatnya banyak pemain yang kelelahan, keram, dan cedera sehingga permainan mereka tidak maksimal. Bahkan, memasuki babak final, tidak ada hari jeda untuk para pemain memulihkan tenaganya.
Keluhan itu misalnya disampaikan Koordinator Region Banten Khoirul Huda dan Manajer Kesebelasan Nur Iman FC dari Region Daerah Istimewa Yogyakarta Fahmi Basya.
"Tahun ini terlalu padatnya, pemain banyak kelelahan," ungkap Huda di Sekretariat Seri Nasional Liga Santri Nusantara di Yayasan Dharma Bhakti Sosial, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11).
"Harapan kita, panitia menata lagi liga santri, terus diperbaiki jadwal, satu hari jangan sampai main dua kali. Kasihan pemain," ungkap Fahmi.
Namun, keduanya tetap mengapresiasi kepanitiaan Liga Santri Nusantara dan keduanya sepakat bahwa tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya kompetisi tetap diadakan.
Direktur Operasional Liga Santri Nusantara Harianto Oghie menyatakan akan memperbaiki jadwal liga santri di musim-musim yang akan datang.
"Kami akan memperhatikan keluhan dari pemain dan tim," katanya di Gedung Dharmais, Kamis (7/11). "Ke depan, maksimal satu kesebelasan main sehari sekali," tambahnya.
Menurut pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan jadwalnya terlalu ketat, di antaranya, mulai tahun ini, Liga Santri dilaksanakan secara mandiri di tingkat regional dan dibantu Kemenpora di seri nasional. Di sisi lain sponsor juga berkurang.
Kedua, lanjut pria yang pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) Kaballangan ini, persoalan waktu yang mepet. Tahun-tahun sebelumnya, pada Oktober, liga santri sudah usai. Karena momentum nasional pemilihan presiden tahun ini, jadwal liga santri menjadi mundur.
Ia berjanji dan memastikan, jadwal akan menjadi perhatian panitia sehingga tahun depan, tidak akan seketat tahun ini.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan