Nasional

Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak untuk Pencapaian SDGs

Kamis, 20 September 2018 | 16:55 WIB

Jakarta, NU Online 
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) bersama Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dan OXFAM di Indonesia, didukung oleh Uni Eropa mengadakan Seminar Nasional Masyarakat Sipil Indonesia untuk Sustainable Development Goals (SDGs) dengan tema “Konsolidasi Pemangku Kepentingan dalam Pelaksanaan dan Pencapaian SDGs di Indonesia”. 

Sugeng Bahagijo, Direktur Eksekutif INFID dalam sambutannya mengatakan, SDGs genap berusia tiga tahun pada September 2018. Selama kurun waktu tersebut, sudah banyak yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat sipil. 

“SDGs ini beyond politics, siapa pun yang akan menjadi kepala pemerintahan Indonesia nantinya, SDGs tetaplah harus tercapai. Kita harus percaya dengan momentum SDGs ini akan memperkuat kualitas hidup manusia dan memperkuat hasil pembangunan yang kita cita-citakan,” kata Sugeng Bahagijo di Jakarta, Kamis (20/9) 

Vincent Guérend, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dalam pidato pembukaan mengatakan, kemitraan yang dikembangkan Uni Eropa bersama Indonesia serta negara-negara lain untuk membawa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi nyata.

 “Uni Eropa akan terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang transformatif dan universal yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan untuk semua. Saat ini, Uni Eropa tengah menjajaki skema keuangan terpadu (blended finance) dengan lembaga-lembaga keuangan Eropa untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.

Bambang P.S Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang menyampaikan pidato kunci dalam Seminar Nasional Masyarakat Sipil Indonesia untuk SDGs mengatakan implementasi SDGs tidak pernah mudah. Meski demikian, berbagai indikator utama kesejahteraan masyarakat dan pemerataan menunjukkan perbaikan yang melegakan.

"Kita telah melakukan perbaikan yang bermakna dalam peningkatan kesejahteraan, misalnya penduduk yang berada di bawah kemiskinan ekstrem dan garis kemiskinan nasional telah turun satu digit," ujar Bambang Brodjonegoro.

Menurutnya pencapaian tersebut tidak boleh membuat lengah, karena jumlah penduduk yang agak miskin (moderate poor) dan berada dalam posisi rentan masih cukup tinggi. Dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya, penduduk dalam kategori aman dan berada di kelompok kelas menengah juga masih terbatas.

"Inilah kunci membangun keadilan ekonomi, kesejahteraan bersama dan sekaligus menghindarkan diri dari middle income trap,” ujar Menteri Bambang.

Kerja bersama mencapai SDGs tercermin di dalam bekerjanya tim pelaksana SDGs, bersama-sama menyusun peta jalan pencapaian SDGs, tersedianya data terpilah beserta dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan dan pencapaian SDGs, juga melibatkan seluruh kelompok kepentingan termasuk masyarakat yang terpinggirkan dan kelompok rentan.

Seminar Nasional Masyarakat Sipil Indonesia untuk SDGs diadakan untuk menyediakan informasi perkembangan pelaksanaan SDGs di Indonesia; bertukar informasi tentang peluang dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan SDGs di Indonesia; dan memperkuat konsolidasi masyarakat sipil Indonesia terkait isu-isu kunci pelaksanaan dan pencapaian SDGs.

Isu-isu kunci yang menjadi didiskusikan dalam forum ini meliputi: (1) Arah dan Kebijakan Pelaksanaan SDGs di Indonesia; (2) Melokalkan SDGs: Merangkai Inspirasi Pelaksanaan SDG di Daerah; (3) Memikirkan Pendanaan dan Pembiayaan SDGs di Pusat dan Daerah; (4) Ketimpangan Sosial dan Gender; (5) Memajukan Kemitraan Multi-pihak dalam Pelaksanaan SDGs; dan (6) Memastikan Pelibatan Kelompok Rentan dan Tertinggal dalam Pelaksanaan SDGs.

Kegiatan ini diikuti tak kurang dari 200 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, di antaranya Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Mentawai, Kota Banda Aceh, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Kabupaten Dompu, dan berbagai daerah lainnya di Indonesia. (Ahmad Rozali)