Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar Tutup Munas-Konbes NU 2025
Jumat, 7 Februari 2025 | 00:23 WIB

Penutupan Munas-Konbes NU 2025 oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Kamis (6/2/2025) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU OnlineÂ
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Achyar menutup secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama tahun 2025.Â
Acara penutupan berlangsung dengan khidmat diiringi harapan besar untuk kemajuan organisasi dan bangsa yang disampaikan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Kamis (6/2/2025) malam.
Dalam pidato penutupannya, KH Miftachul Achyar menyampaikan apresiasi atas kelancaran dan kesuksesan Munas-Konbes 2025. Pihaknya menekankan pentingnya menjaga organisasi sebagai kunci kemajuan NU di masa depan.Â
"Malam penutupan ini, alhamdulillah, berjalan sangat baik untuk membuat organisasi kita ke depan," ujarnya.
KH Miftachul Achyar juga memberikan aba-aba kepada seluruh peserta untuk memasuki fase "gaspol" dalam menjalankan program-program yang telah disepakati.
"Saat ini kita sudah masuk ke persneling ke-4 gaspol, tinggal persneling 5-nya kita sempurnakan dengan nanti adanya Munas-Konbes menjelang Muktamar ke 35," lanjut Kiai Miftach mengibaratkan.
Kiai Miftach juga berpesan kepada seluruh peserta agar tidak mampir ke mana-mana setelah acara ini, tetapi langsung pulang ke rumah dan menciptakan 'gelombang' perubahan positif di daerah masing-masing.
Dengan mengucapkan "Alhamdulillahirobbilalamin", KH Miftachul Achyar menutup secara resmi Munas-Konbes Nahdlatul Ulama tahun 2025.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebutkan bahwa semua pengurus NU harus bisa kembali memposisikan diri dalam segala aspek dalam konteks kemaslahatan.
"Kita harus bisa Memposisikan kembali NU sebagai jaminan upaya kemaslahatan rakyat," ungkapnya.
Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa siapa pun yang menginginkan kemaslahatan maka harus bekerja sama dengan NU.
"Barangsiapa yang menginginkan kemaslahatan rakyat bekerjalah bersama nu untuk menjamin kemaslahatan sungguh sungguh tercapai dan dirasakan oleh rakyat," jelas Gus Yahya.
Gus Yahya juga sebut pekerjaan NU untuk membangun organisasi dengan segala rupa agar bisa berfungsi untuk maslahat bersama
"Pekerjaan kita membangun instrumen organisasi sedemikian rupa supaya kita bisa berfungsi untuk itu," tuturnya.
Ketua SC Munas-Konbes NU 2025, Prof M Nuh menyebutkan bahwa pengakuan dan penghargaan yang banyak diterima oleh NU belum cukup. Menurutnya NU harus mengkonversinya menjadi kekuatan yang nyata bagi NU.
"Pengakuan dan penghargaan terhadap Nahdhatul Ulama belum lah cukup kita harus mengkonversi menjadi kekuatan nyata Nahdhatul Ulama sehingga apa yang disampaikan Rais Aam di Munas dan Konbes salah satunya adalah aspek ekonomi," kata Prof M Nuh.
Prof MÂ Nuh juga menyebutkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan tetapi ia yakin bahwa dengan kepemimpinan dan organisasi yang luar biasa kesuksesan ini bisa tercapai.
"Pekerjaan kita masih banyak tetapi yakinlah dengan semangat luar biasa kepemimpinan yang luar biasa organisasi yang luar biasa itu bisa kita capai," pungkasnya.
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
3
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
4
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
6
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
Terkini
Lihat Semua