M Ryan Romadhon
Kolomnis
Empat belas abad silam, Allah swt mengutus baginda Nabi Muhammad saw untuk meneruskan estafet kerasulan sekaligus menjadi penutup bagi para Rasul sebelumnya.
Sebagai seorang Rasul yang mendapat amanah besar menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad saw dibekali senjata ampuh untuk bisa mewujudkan misinya. Sebuah senjata yang mampu membawa peradaban dunia pada peradaban yang maju lagi mulia.
Senjata yang membawa dunia pada perdamaian, bukanlah kekacauan. Senjata yang membawa umat manusia pada rasa aman, bukan ketakutan. Senjata yang mampu membumikan Islam hingga seluruh penjuru dunia. Senjata yang membuktikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Senjata ampuh itu bukanlah meriam, bukan pistol apalagi bom, akan tetapi adalah akhlaqul karimah.
Tidak hanya berhenti pada Rasulullah saw dan para penerusnya, Wali Songo yang menyebarkan Islam di Nusantara juga menggunakan senjata akhlaqul karimah ini dalam menyebarkan agama Islam. Dengan bekal akhlaqul karimah, Wali Songo berhasil menarik simpati masyarakat Nusantara hingga mayoritas mereka bisa merasakan cahaya hidayah dalam naungan agama Islam.
Baca Juga
Hukum Menggunakan Buku Primbon
Keberhasilan dakwah mereka yang diperjuangkan dengan berbekal akhlaqul karimah menunjukkan akhlak adalah elemen hidup yang penting untuk tetap kita jaga. Maka, amatlah penting bagi kita, umat Islam, lebih-lebih bagi generasi penerus pejuang Islam untuk menjaga tradisi para pendahulu kita dalam menjaga akhlaqul karimah.
Melihat realita sekarang yang terjadi di masyarakat khususnya di Indonesia, tak sedikit masyarakat yang sudah meninggalkan adab, tata krama, dan sopan santun. Kebobrokan dan dekadensi moralpun tak dapat dihindari. Revolusi moral harus digalakkan untuk mengembalikan masyarakat Indonesia menjadi manusia yang beradab.
Carut-marutnya kehidupan masyarakat di era globalisasi dan modernisasi yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam dan akhlak telah merusak sendi-sendi tatanan kehidupan masyarakat, sehingga berdampak terhadap merosotnya kondisi moral di berbagai kalangan.
Banyak anak yang berani terhadap orang tuanya, murid memprotes gurunya, yang muda tidak menghormati yang tua, serta banyak aktivitas sehari-hari yang jauh dari area garis kesopanan dan perilaku yang baik, seperti makan tanpa mencuci tangannya terlebih dahulu, shalat hanya memakai kaos, dsb.
Begitu banyak persoalan moral yang butuh diselamatkan, agar tidak merambah dan menular bak racun yang dapat mematikan hati dan akal budi manusia.
Terkait dengan persoalan tersebut, Pondok Pesantren Lirboyo, melalui Purna Siswa 2016 Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo menerbitkan buku dengan tema tanya jawab seputar akhlak yang berjudul, Akhlake Kang: Wasilah menjadi Insan Mulia.
Isi Buku Akhlake Kang!
Secara garis besar, buku ini berisi kumpulan pertanyaan seputar adab keseharian, dari mulai adab santri kepada guru, santri kepada kitab, sampai adab santri kepada ilmu yang dipelajarinya.
Selain itu, ada juga adab seputar makan, berpakaian, menjaga kebersihan, berniaga, berwudhu, shalat, berpuasa, haji, berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Selanjutnya juga membahas adab-adab terkait dengan orang sakit, kematian dan ziarah kubur, serta adab bertamu.
Kemudian berlanjut pada pembahasan adab anak kepada orang tua, hak anak kepada orang tua, adab dalam bergaul, adab dalam pernikahan, dan ditutup dengan pembahasan campuran mengenai adab-adab lainnya.
Kelebihan Buku Akhlake Kang!
Kelebihan buku ini salah satunya berada pada isinya yang tidak melulu membahas tentang pertanyaan dan jawabannya saja, namun juga berisi solusi serta tuntunan akhlak sesuai ajaran Islam.
Selain itu, akhlak yang dibahas dalam buku ini juga mencakup semua aspek kehidupan, baik yang ada kaitannya dengan ilmu, beribadah, maupun ber-mu’amalah (bergaul) dengan sesama manusia.
Dalam buku ini, banyak juga ditemukan pertanyaan-pertanyaan tidak terduga yang selama ini kita menganggapnya sebagai etika yang benar, namun ternyata malah kurang tepat. Salah satunya adalah mengucapkan salam ketika masuk kelas, saat guru sudah mulai mengajar.
Hadirnya buku ini diharapkan mampu menjadi wasilah untuk meneruskan perjuangan baginda Muhammad saw dan pejuang Islam lainnya dalam menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah pada umat Islam.
Identitas Buku
Judul Buku: Akhlake Kang! : Wasilah menjadi Insan Mulia
Penulis: Tim FKI KANGE 2016, Purna Siswa 2016 Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo
Tahun: Cetakan III, Desenber 2016 M
Penerbit: Lirboyo Press
Tebal: xxxii + 372 hlm
ISBN: 978-6021-207529
Peresensi: M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua