Sambut Hari Santri 2025, 25 Pesantren di Pekalongan Ikuti Pelatihan Pesantren Hijau
NU Online · Senin, 6 Oktober 2025 | 10:00 WIB
Pekalongan, NU Online
Menyambut peringatan Hari Santri 2025, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan menggelar Pelatihan Pesantren Hijau di Pondok Pesantren Al Qutub, Kecamatan Wonopringgo, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (1/10/2025). Kegiatan ini mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.
Pelatihan diikuti 50 santri, masing-masing dua perwakilan dari 25 pondok pesantren se-Kabupaten Pekalongan. Mereka mengikuti rangkaian materi, diskusi, hingga praktik langsung di lingkungan pesantren.
Ketua LPBINU Kabupaten Pekalongan, Eko Prasetyo, menjelaskan Pesantren Hijau merupakan program strategis yang dirancang untuk memberdayakan potensi pesantren dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Melalui Pesantren Hijau kita ingin mengajak santri untuk merawat jagat sekaligus membangun peradaban,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, peserta mendapat materi seputar orientasi lingkungan hidup, perubahan iklim, hingga teknik budidaya yang disampaikan tim dari LPBINU. Ke depan, peserta diharapkan mengembangkan ilmu yang diperoleh melalui kelompok tani santri yang akan didampingi LPBINU bersama LPPNU.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Qutub, KH Sabilal Rosyad, menegaskan gerakan Pesantren Hijau memiliki makna penting, tidak hanya bagi lingkungan, melainkan juga kehidupan sosial, agama, dan ekonomi masyarakat.
“Dari sisi ekologi, kerusakan lingkungan sudah semakin terasa. Menanam pohon adalah sedekah oksigen. Dari sisi agama, tentu ini bagian dari ibadah. Sementara dari sisi ekonomi, gerakan ini memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan,” jelasnya.
Salah satu peserta, Adzim dari Ponpes Ittihadus Syafi’iyah, mengaku pelatihan ini membuka wawasan baru. Ia menuturkan di pesantrennya sudah ada kebun singkong, cabai, dan pisang, namun teknik penanaman masih sederhana.
“Alhamdulillah, sekarang saya tahu cara pemupukan yang benar. Selama ini kami menanam tanpa teori sehingga sering gagal. Dengan ilmu baru ini insyaAllah hasilnya akan lebih baik,” ujarnya.
Melalui gerakan Pesantren Hijau, pesantren diharapkan bukan hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga motor penggerak peradaban yang menyeimbangkan hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal-alam.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua