Kesehatan

Fenomena Cuaca Panas di Indonesia, Ini Penyebabnya

Jumat, 13 Mei 2022 | 17:00 WIB

Jakarta, NU Online
Cuaca panas terik yang belakangan ini melanda di berbagai wilayah di Indonesia menyita perhatian masyarakat. Pasalnya, suhu di siang hari terasa lebih panas dibandingkan biasanya. Mengenai hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi saat ini bukan disebabkan gelombang panas.

 

"Suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena Gelombang panas," terang Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, melalui unggahan di akun Instagram Resmi BMKG, dikutip NU Online, Jumat (13/5/2022).

 

Lebih lanjut, ia menerangkan cuaca panas belakangan ini terjadi lantaran posisi semu matahari yang berada di wilayah utara ekuator. Hal itu menunjukan bahwa sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.

 

Posisi semu matahari itu juga membuat pertumbuhan awan hujan menurun, sehingga kondisi cuaca menjadi lebih cerah, utamanya di pagi dan siang hari.

 

“Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi, shingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari,” jabarnya.

 

Dijelaskan juga bahwa selama periode 1-7 Mei 2022, suhu maksimum di Indonesia terukur pada berkisar di angka 33 - 36.1 derajat celcius. Adapun suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 derajat celcius diketahui terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimantan Utara.

 

Sementara itu, suhu maksimum tertinggi di Indonesia di bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38.8 derajat celcius terjadi di Palembang pada tahun 2019. Adapun untuk suhu tertinggi di bulan Mei di kisaran 38.8 derajat celcius terjadi di Temindung Samarinda pada tahun 2018.


 
Cara jaga kesehatan saat cuaca panas

Cuaca panas rentan memicu permasalahan kesehatan, utamanya dehidrasi. Untuk itu, terdapat 8 cara untuk menjaga kesehatan saat cuaca panas.

 

Pertama, memenuhi kebutuhan cairan. Kedua, mengonsumsi buah-buahan. Ketiga, menggunakan krim pelembap. Keempat, mengenakan pakaian berbahan katun. Kelima, menggunakan topi maupun payung. Keenam, membatasi aktivitas luar ruangan. Ketujuh, membatasi jumlah mandi. Dan terakhir, menghindari konsumsi alkohol.


 
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi