Update Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta: 20 Orang Masih Dirawat, 2 Pasien masih di ICU
NU Online · Selasa, 11 November 2025 | 21:00 WIB
Direktur Medis Rumah Sakit Yarsi Jakarta, dr. Muhammadi saat ditemui NU Online di Jakarta, Selasa (11/11/2025) (NU Online/Jannah)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kondisi para korban ledakan di SMAN 72 Jakarta terus menunjukkan perkembangan. Berdasarkan data terkini dari dua rumah sakit rujukan, sebanyak 20 siswa masih menjalani perawatan, dengan dua di antaranya masih berada di ruang perawatan intensif (ICU).
Direktur Medis Rumah Sakit Yarsi Jakarta, dr Muhammadi, menyampaikan bahwa pihaknya telah menangani total 26 korban ledakan. Dari jumlah tersebut, 11 orang masih menjalani rawat inap, termasuk satu pasien diantaranya di ruang ICU.
“Jadi ada 11 orang yang masih dirawat inap termasuk satu orang yang di intensif yang juga sudah perbaikan alhamdulillah sudah mulai lepas alat bantu napas baru sore ini,” ujarnya saat ditemui NU Online di RS Yarsi, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Ia menambahkan, kondisi pasien berangsur membaik. Sebanyak lima siswa mengalami tuli mendadak tanpa kerusakan membran telinga dan kini menjalani terapi oksigen hiperbarik untuk mempercepat proses pemulihan.
“Ini diharapkan bisa mempercepat proses perbaikan dan memberikan efek terapi yang optimal,” jelasnya.
Selain itu, Muhammadi menyebutkan bahwa hasil audiometri menunjukkan ada enam pasien dengan kebocoran gendang telinga. Satu pasien diantaranya direncanakan menjalani operasi, sementara lima lainnya mendapat pengobatan konservatif.
“Untuk efek jangka panjang, sejauh ini hasil perawatan fase akut menunjukkan respons membaik. Diharapkan karena pasien masih muda, proses penyembuhan bisa sempurna, meski tetap harus dipantau secara bertahap melalui rawat jalan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Islam Cempaka Putih dr Pradono Handjo menyampaikan bahwa pihaknya juga merawat 11 korban, dengan satu pasien masih dalam kondisi serius di ICU.
“Kondisi pasien saat ini ada 11 orang, satu orang masih di ICU. Dan kemudian sisanya dirawat inap. Kondisi yang dirawat inap berangsur mulai membaik. Ada kemungkinan bahwa satu orang sedang dilakukan asesmen, dan apabila boleh oleh DPJP-nya, mungkin sore nanti akan pulang atau mungkin besok,” ujarnya.
Pasien yang berada di ICU dikabarkan masih dalam penanganan multidisipliner, melibatkan dokter anestesi konsultan intensive care, bedah ortopedi, bedah plastik, paru, mata, THT, dan bedah mulut, serta tim penunjang medis.
“Kondisinya saat ini sudah bisa merespons dan sedang dilakukan tindakan-tindakan, termasuk rencana untuk kemungkinan dilakukan skin grafting untuk luka bakar yang terjadi pada bagian muka dan bagian lainnya,” ungkapnya.
Pradono mengatakan, setelah fokus penyelamatan jiwa selama tiga hari pertama, tim medis kini mulai melakukan asesmen terhadap potensi kecacatan dan gangguan pendengaran.
“Masalah gangguan pendengaran itu lebih dari 90 persen, ada gangguan pada pendengaran karena trauma akustik akibat suara yang dahsyat yang keluar dari sana,” ujarnya.
Hasil pemeriksaan pendengaran tiap individu akan disampaikan kepada orang tua korban. Ia menekankan pentingnya pemulihan fungsi pendengaran bagi para siswa.
“Fungsi pendengaran adalah fungsi yang vital, terutama untuk pelajar dalam menangkap pembelajaran. Kondisi membran timpani yang bagus membuat peluang anak-anak kita bisa menjadi pilot atau profesi lain yang mungkin akan tertutup apabila kondisi ini tidak segera diperbaiki,” katanya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua